Daerah

Hadroh, Hentakan yang Tak Diperhatikan

Rabu, 13 Maret 2013 | 00:28 WIB

Subang, NU Online
Karakter dan jenis musik Indonesia masih dikendalikan oleh media. Tidak salah jika dikatakan seni musik di Indonesia ditentukan oleh media. Media membopong seni musik tersebut.
<>
Demikian disampaikan pentolan grup hadrah pesantren Yafata Deden Muhammad Fauzi Ridwan kepada NU Online saat di temui di Pesantren Yafata yang beralamat di Desa Marengmang, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (12/3) malam.

“Memang masih banyak musisi yang tetap bergerak tanpa dukungan media, bahkan memang mereka tak peduli media. Seperti pejuang-pejuang musik daerah. Namun akhirnya tidak populer, termasuk hadroh, hentakannya tak dipedulikan. Wal hasil masyarakat menganggap tak ada," keluh Fauzi.

Musik kita, kata Fauzi, itu ditentukan TV. "Dulu waktu ramainya band Ska bermunculan di mana-mana, tapi kini hilang entah ke mana. Kemudian dulu juga ramenya grup band, sama seperti itu juga banyak yang muncul tapi redup lagi, sekarang yang sedang trend kan musik K-Pop, boyband dan Girlband menjamur, tapi sebentar lagi sepertinya akan redup juga,” jelas Fauzi yang juga ketua PAC IPNU Kalijati tersebut.

Melihat fenomena tersebut, santri Pesantren Yafata ini berinisiatif untuk membuat grup musik hadrah. Santri-santri kemudian mengajukan permohonan kepada pengasuh Pesantren Yafata, yang juga Rais PCNU Subang, KH. Moh. Musa Muttaqin, pada tahun 2010 permohonan tersebut dikabulkan.

“Kita tidak ingin mengikuti musik di TV yang menurut saya 'araraneh', karena nanti kita pasti akan gonta-ganti musik, karena mereka kan melihatnya penontonnya. Kalau banyak yang nonton ya lanjut, kalau tidak ya ganti, kan kalau seperti itu kita tidak istiqomah. Jadi kita milih hadrah saja, Insya Allah kalau hadrah kita bisa istiqomah ditambah lagi kan kita ini di pesantren, hadrah kan identiknya,” paparnya.

Saat ini, personil Grup hadrah tersebut berjumlah 10 orang yang digawangi oleh Deden MFR, Uswanto, Deden MZ, Rijal, Abdul Fatah, Afif, Iqbal, Ilham, Opik dan Cecep, disepakati jadwal latihannya adalah setiap hari Jumat dan atau hari Ahad.

Perlahan tapi pasti, hadrah pesantren Yafata ini mulai dikenal di berbagai daerah dan jam terbang “manggung” mereka sudah lumayan banyak. Tidak sedikit masyarakat yang meminta hadrah Yafata untuk tampil dalam acara walimah, maulidan, rajaban, dan lain sebagainya, bahkan pada bulan Rabi`ul Awal kemarin mendapat juara harapan 1 dalam lomba seni musik yang diadakan oleh Ikatan Remaja masjid Nurul Huda Kecamatan Binong, Subang.

"Alhamdulillah, meski media tidak memperhatikan, masyarakat masih suka mendengarkan. Semoga NU, juga PBNU, selera musiknya tidak ikut media. Artinya apa? Ya minta dukungan, Ishari itu didukung." ujara Fauzi, dengan tegas.

Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontributor : Aiz Luthfi


Terkait