Daerah

Kenapa Ahli Kubur Ingin Kembali ke Dunia di Bulan Ramadhan?

Rabu, 29 Mei 2019 | 12:00 WIB

Kenapa Ahli Kubur Ingin Kembali ke Dunia di Bulan Ramadhan?

Safari I'tikaf Ramadhan PCNU Pringsewu

Pringsewu, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrahim mengungkapkan bahwa di saat ini para ahli kubur ingin diberi kesempatan lagi agar bisa kembali ke dunia. Mereka ingin merasakan nikmatnya beribadah di bulan Ramadhan terkhusus di sepertiga akhir hari-hari Ramadhan.

"Demi Allah para ahli kubur saat ini ingin kembali ke dunia ini hanya ingin bersujud kepada Allah. Ingin beribadah di bulan Ramadhan. Selagi kita masih diberi kesehatan dan panjang umur mari maksimalkan kesempatan ini," katanya, Selasa (28/5).

Hal ini diungkapkannya saat hadir pada acara Safari I'tikaf PCNU Pringsewu di Masjid Jam'iyyatul Hasanah Gumukrejo, Pagelaran di depan jama'ah i'tikaf yang terdiri dari pengurus MWC NU Pagelaran, ranting NU, dan warga NU Pagelaran.

Ia menambahkan bahwa bulan Ramadhan merupakan saat yang mulia dan memiliki keutamaan di antaranya ibadah puasa dan turunnya malam yang lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadar.

"Tidak ada sedetikpun waktu yang tidak berharga dari bulan Ramadhan. Semua penuh dengan keutamaan dan akan dilipatgandakan amalan orang yang puasa di bulan ini," ujarnya.

Terkait dengan Safari I'tikaf tersebut, ia berharap dapat ditradisikan secara berjama'ah di masjid se-Kabupaten Pringsewu. Pengurus NU diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk melaksanakannya bersama-sama sebagai cara memotivasi dalam semangat beribadah khususnya di bulan Ramadhan.

"Safari I'tikaf berjama'ah ini juga bisa digunakan untuk ajang silaturahmi dan komunikasi pengurus dan warga NU," tambah Mas Taufik, sapaan karibnya.

Sementara Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi yang mengimami kegiatan i'tikaf mengajak seluruh warga NU untuk terus melanjutkan amaliah Ahlussunnah wal Jama'ah. Amaliah tersebut di antaranya amaliah yang diijazahkan oleh para ulama terdahulu.

"Amaliah yang sudah diijazahkan para ulama NU ayo diamalkan. Jangan sampai hanya diserang dengan dua kata bid'ah dan syirik malah jadi ragu-ragu. Keilmuan para ulama NU sudah jelas-jelas nyambung sanadnya sampai kepada Rasulullah," tegasnya.

Berbagai ibadah dilaksanakan pada i'tikaf tersebut di antaranya shalat taubat, shalat tahajud, shalat hajat, sujud syukur, dan istighotsah. Kegiatan i'tikaf tersebut ditutup dengan sahur dan shalat shubuh berjama'ah. (Muhammad Faizin)


Terkait