Daerah

Keragaman yang Ada di Negeri Ini Hendaknya Dijaga dan Disyukuri

Sabtu, 27 Juli 2019 | 06:00 WIB

Keragaman yang Ada di Negeri Ini Hendaknya Dijaga dan Disyukuri

Kegiatan warga pawai taaruf yang mengingatkan keragaman yang ada di negeri ini.

Kota Banjar, NU Online
Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku, budaya dan agama. Sebagai negara yang memiliki komponen warga yang beragam, tentunya bukan perkara mudah bagi pendiri negara ini dalam memperjuangkannya.
 
Melihat kondisi yang saat ini dengan segala kemudahan yang bisa didapatkan, maka sebagai warga negara yang baik, mestinya bersyukur dan selalu menjaga kerukunan. Hal tersebut penting supaya tercipta kedamaian.
 
Belakangan ini kerap dijumpai pihak yang diindikasi mempunyai itikad tidak baik terhadap keutuhan bangsa ini, salah satunya dengan cara mengajak orang lain untuk mengafirkan kepada pihak yang tidak sependapat dengannya. Selain itu juga mereka mempunyai keraguan terhadap pemerintahan.
 
"Ciri kelompok radikal salah satunya tidak percaya pemerintah," kata KH Mu'in Abdurohim, Jumat (26/7).
 
Hal ini disampaikan Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Banjar Jawa Barat tersebut saat memberikan sambutan pada rapat pleno yang berlangsung di kantor NU setempat.
 
Menurut Kiai Mu'in, salah satu hal yang mestinya dilakukan dalam waktu dekat ini oleh kader dan pengurus NU khususnya di Kota Banjar. Yakni membuat gerakan untuk menghalau mereka yang mengisi pengajian di mushala ataupun masjid dengan membawakan tema radikal. 
 
"Mushala dan masjid harus diisi nahdliyyin dan halau pihak yang tidak mempunyai ketidakpercayaan kepada pemerintah," ajaknya.
 
Beberapa waktu lalu disebutkan bahwa sekian persen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan di pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah terpengaruh oleh paham radikal. Untuk itu, Kiai Mu'in mengajak kepada nahdliyin untuk memperkuat empat pilar kebangsaan di ruang lingkupnya masing-masing. "Sebagai nahdliyin, rembug empat pilar bangsa di masing-masing wilayah hendaknya diperkuat," ajaknya.
 
Dirinya berharap, dengan masifnya pembahasan empat pilar kebangsaan di segala lini dapat mempersempit pergerakan kaum dengan aliran keras. Namun, harus mempunyai soliditas yang kuat, karena hal tersebut bukanlah tugas yang mudah.
"Bentuk soliditas yang kuat, jangan kasih peluang bagi para mubaligh yang memiliki indikasi radikal untung manggung," harapnya.
 
Sementara itu, Ketua PCNU Kota Banjar, KH Supriyana merasakan kemirisan yang kerap dijumpai. Hal tersebut dikarenakan masih ditemukan seseorang ketika diajak mengikuti kegiatan di NU mengeluarkan jawaban yang tidak enak didengar. "Miris, sering kita dengar, ketika diajak mereka jawab tidak NU-NUan," ungkapnya.
 
Kiai Yana mengajak untuk tetap siaga dalam memantau pergerakan kaum dengan aliran keras. Karena orang tersebut bisa jadi sudah mulai terpengaruh oleh ajaran mereka. "Mari bersama-sama membentengi dari aliran yang berlawanan dengan kita," ajaknya.
 
Selanjutnya, dijelaskan oleh Kiai Yana bahwa bentuk dorongan dan dukungan satu sama lain itu sangat bagus. Karena, hal tersebut dapat membentuk keinginan kepada kader yang mempunyai keahlian di suatu bidang untuk bergerak memupuk pemahaman Ahlussunah wal Jama'ah (Aswaja) an-Nahdliyah di ruang lingkupnya.
 
"Kita dorong kader NU untuk memupuk soliditas yang kuat. Sebenarnya banyak kader yang mumpuni, namun butuh dorongan supaya mau untuk eksis dalam ber NU," jelasnya.
 
Dirinya menerangkan bahwa sudah terbukti nahdliyin banyak yang dipercaya memegang jabatan penting, baik di tingkat daerah maupun nasional.
"Terbukti, baik di daerah ataupun nasional banyak nahdliyin yang memiliki jabatan di pemerintahan," terangnya.
 
Di akhir penjelasan, Kiai Yana mengajak kepada hadirin untuk tetap aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan NU, baik tingkat ranting, anak cabang, cabang, wilayah dan pusat. Karena dalam keaktifan mengikuti kegiatan NU, secara tidak disadari telah ikut serta dalam merawatnya.
 
"NU ini rumah bersama, mari kita rawat dan jaga dengan baik," pungkasnya. (Wahyu Akanam/Ibnu Nawawi)