Daerah

Meriahnya Shalawat Kebangsaan dan Pawai Budaya di UIN Lampung 

Ahad, 20 Oktober 2019 | 14:00 WIB

Meriahnya Shalawat Kebangsaan dan Pawai Budaya di UIN Lampung 

Shalawat kebangsaan dan pawai budaya menghiasi Hari Santri yang digelar Ma'had al-Jami'ah UIN Lampung. (Foto: NU Online/Teni Ma’arif)

Bandar Lampung, NU Online
Menyongsong peringatan Hari Santri 2019, Selasa (22/10), Ma’had al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung menggelar sejumlah kegiatan. 
 
Acara dibuka pada Sabtu (19/10) malam, diawali dengan shalawat kebangsaan, berdoa demi kemaslahatan bangsa dan negara yang diikuti oleh seluruh mahasantri, serta ditutup Ahad (20/10) malam.
 
“Kami ingin santri menjadi agen perdamaian untuk terus mendakwahkan Islam yang ramah, yaitu Islam ala Indonesia,” kata Fathurahman selaku ketua pelaksana pada pembukaan.
 
Dari tahun ke tahun, peringatan hari santri selalu diamanahkan kepada mudabir atau mahasantri semester tiga, tidak terkecuali tahun ini. Karena hal itu sebagai bagian dari proses kaderisasi dan juga mekanisme penempaan emosi bagi mahasantri.
 
“Rangkaian hari santri yang digelar kali ini tidak hanya shalawat kebangsaan, namun juga turut diperingati dengan menggelar pawai budaya yang bertema santri Indonesia untuk perdamaian dunia,” jelasnya.
 
Pawai budaya yang dilaksanakan pada Ahad pagi melewati jalan Letkol Endro Suratmin, Kecamatan Sukarame yang turut dimeriahkan grup hadrah ma’had. Mereka menyanyikan shalawat sebagai bentuk suka cita menyambut hari santri.
 
“Para peserta mengenakan pakaian yang mewakili berbagai daerah, seperti Lampung, Jakarta, Sunda dan lain-lain. Hal tersebut sebagai perwujudan bahwa santri adalah Indonesia, dan Indonesia adalah santri yang keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” urainya.
 
Kendati melewati keramaian, jalannya pawai budaya terpantau kondusif dan aman. Masyarakat menyambut baik pawai tersebut dan warga yang melintas pun turut menyaksikan sembari mengabadikan momentum yang ada.
 
“Hari santri menjadi hadiah istimewa bagi mereka yang biasa disebut kaum sarungan. Ditetapkannya pada 22 Oktober juga sebagai penghormatan atas jasa para santri untuk menjaga NKRI. Pasalnya selama ini mereka cenderung dipinggirkan dan dianggap terbelakang,” ungkap Fathurrahman.
 
Melalui tema santri Indonesia untuk perdamaian dunia, ma’had al-jami’ah UIN Raden Intan mengajak seluruh santri untuk menjadi agen Muslim yang ramah.
 
“Juga mengayomi bagi semua, dan menjadi agen Muslim perdamaian bagi dunia,” tandasnya.
 
 
Kontributor: Teni Ma’arif
Editor: Ibnu Nawawi