Daerah

Pimpin MUI Jatim, Kiai Mutawakkil Fokus Empat Program

Rabu, 23 Desember 2020 | 10:45 WIB

Pimpin MUI Jatim, Kiai Mutawakkil Fokus Empat Program

KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah terpilih sebagai Ketua Umum MUI Jatim. (Foto: Istimewa)

Surabaya, NU Online 
Ulama memiliki tugas mulia dalam membimbing umat. Pada saat yang sama, memberikan sumbangsih nyata bagi keberlangsungan bangsa dan negara. 
 
Untuk dapat sampai ke arah sana, salah satu komponen yang harus kompak dan solid adalah Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Dan hal inilah yang menjadi prioritas Ketua Umum MUI Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah.
 
“Sesuai dengan namanya, Majelis Ulama Indonesia adalah wadah berkhidmahnya para ulama Indonesia dari berbagai macam latar belakang kepada agama melalui tiga komponen penting yaitu umat, bangsa, dan negara,” katanya saat sambutan, Rabu (23/12). 
 
Menurut Kiai Mutawakkil, sapaan akrabnya, setidaknya ada empat penguatan peran MUI yang akan dilakukan. “(Pertama) adalah menjadi mitra pemerintah dalam mendukung pembangunan melalui instrumen keagamaan dan pemerintah,” ungkap kiai yang juga Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim ini.
 
Penguatan kedua adalah memediasi masyarakat melalui pelayanan keumatan. Ketiga yakni menjadi rujukan pemerintah dan masyarakat melalui sejumlah keputusan keagamaan.
 
“(keempat) Menjaga harmoni keagamaan di tengah kebinekaan di masyarakat,” terang Pengasuh Pondok Pesantren zainul Hasan, Genggong, Probolinggo ini.
 
Untuk dapat melakukan keempat peran di atas, menurut alumnus Pesantren Lirboyo Kediri tersebut, maka MUI harus berdamai dengan dirinya sendiri. Sehingga bisa menyelesaikan problem yang lebih besar baik untuk umat, bangsa, maupun negara. 
 
“Agar dengan selesainya persoalan dengan diri sendiri, MUI Jatim bisa menyelesaikan persoalan umat baik secara umum maupun secara khusus,” jelasnya.  
 
Lebih lanjut dikemukakan, MUI adalah medan sekaligus sarana dakwah. Karena itu berlaku kaidah lil wasa'ith hukmul maqashid
 
Dengan demikian, agar sukses, maka dakwah harus merangkul, bukan memukul, apalagi mencangkul. Harus mendidik, bukan menghardik, apalagi membidik. Harus membina, bukan mencerca, apalagi menghina. 
 
“Itulah akhlak ulama,” tegasnya. 
 
Dengan demikian, Kiai Mutawakkil memastikan dalam kepemimpinan lima tahun mendatang akan lebih menonjolkan akhlak tersebut.
 
“Kita harus mengedepankan akhlak ulama dalam melaksanakan tugas-tugas MUI ini,” pungkasnya.
 
Ada 13 formatur yang secara aklamasi memilih Kiai Mutawakkil. Mereka adalah KH Abdusshomad Buchori selaku ketua umum demisioner, H Ainul Yaqin sebagai sekretaris demisioner, juga H Saifullah Yusuf sebagai dewan pertimbangan.
 
Perwakilan dari sejumlah zona yakni KH A Halil Thahir, KH Imam Rofi’i Ismail, KH Chamzawi, KH Imam Sa’duddin, dan KH Abdullah Syamsul Arifin.
 
Dari unsur lain yakni Akh Muzakki (NU), H Thohir Luth (Muhammadiyah), HM Roziqi (DMI), HM Ridwan Nasir (kampus), serta KH Chalil Dahlan dari pesantren.
 
Sedangkan pendamping dari MUI Pusat hadir KH Asrorun Ni’am Sholeh selaku Ketua MUI dan H Fahrur Rozi sebagai Wakil Sekjen.
 
Kiai Mutawakkil terpilih sebagai Ketua Umum MUI Jatim pada Musyawarah Daerah (Musda) X MUI Jatim yang berlangsung dua hari (22-23/12) di Surabaya.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin