Daerah

Sambut Revolusi 4.0, Santri MA Syiar Islam Tuban Gelar Diklat Jurnalistik

Ahad, 3 Februari 2019 | 22:00 WIB

Sambut Revolusi 4.0, Santri MA Syiar Islam Tuban Gelar Diklat Jurnalistik

Pelatihan jurnallistik siswa MA Syiar Islam Tuban

Tuban, NU Online
Dalam rangka persiapan menghadapi revolusi industri 4.0, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah (MA) Syiar Islam Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengadakan diklat jurnalistik.

"Sudah lama kita ingin buat acara seperti ini, karena selain menggali potensi santri juga antisipasi kemajuan yang zaman yang penuh dengan kabar hoaks," kata ketua pelaksana, Dewi Vatika Sari, Ahad (03/02).

Menurut Dewi, ada tiga ciri dominan dalam revolusi industri 4.0 yaitu digitalisasi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan. Sebagai pemuda, santri MA Syiar Islam diharapkan bisa memanfaatkan media sosial di era digital bukan malah menjadi budak teknologi.

Pemanfaatan tersebut diwujudkan dengan mempublikasikan kegiatan madrasah lewat website, blog, facebook, instagram, dan whatshap. Namun publikasi yang dimaksud harus melewati kaidah jurnalistik, agar jelas dan tak menimbulkan tanda tanya lagi.

"Rencana ke depan kita akan aktif di media sosial dengan mengisi konten-konten positif seperti motivasi, kegiatan keagamaan, bakti sosial. Kita ingin menjadi penyedia konten alternatif bagi pemuda dan terhindar dari kabar hoaks serta provokatif," ungkapnya.

Pelatihan jurnalistik di lembaga yang bernaung di bawah LP Ma'arif NU ini dibuat berkesinambungan. Di mana peserta yang dianggap sudah bisa nanti akan menjadi duta madrasah dalam hal menulis. Ia akan mencari dan mengajari santri yang lain. Kesinambungan yang lain yaitu karya-karya siswa akan dipublikasikan lewat jejaring sosial milik madrasah.

"Pemateri sudah siap mendampingi, karya para santri akan dikoreksi oleh pembimbing lewat grup whatshap, setelah itu baru dimuat di majalah dinding dan media sosial milik madrasah," tambah Dewi.

Ke depan, setelah para santri memahami kaidah jurnalistik dan sudah rutin dalam menulis, mereka akan diturunkan ke masyarakat untuk sosialisasi dan antisipasi kabar bohong. 

"Karena madrasah kita di lingkungan pesantren, maka pengabdian masyarakat suatu keharusan. Melek media sosial nanti akan jadi salah satu materi saat turun ke masyarakat. Sekarang semua bisa menggunakan internet tapi tidak semua bijak dalam memanfaatkannya," pungkas Dewi. (Syarif Abdurrahman/Muiz)


Terkait