Internasional

Lontar Jumrah Bisa Diwakilkan, Jamaah Lansia Diimbau Tak Paksakan Diri ke Jamarat

Sabtu, 7 Juni 2025 | 18:00 WIB

Lontar Jumrah Bisa Diwakilkan, Jamaah Lansia Diimbau Tak Paksakan Diri ke Jamarat

Jamaah haji sedang melempar jumrah aqabah 10 Dzulhijjah, Jumat (6/6/2025). (Foto: MCH 2025)

Makkah, NU Online
Pembimbing Ibadah (Bimbad) PPIH Arab Saudi, Aswadi Syuhada mengimbau kepada para jamaah haji Indonesia yang lanjut usia (lansia) untuk tidak memaksakan diri melempar jumrah ke Jamarat, Mina. Ia menegaskan bahwa lontar jumrah dapat diwakilkan dan hajinya tetap sah.

 

"Ya, sahnya lansia itu yang sudah murur (mabit dengan cara melintas di Muzdalifah) itu sebaiknya berada di Mina ini dengan penuh ketenangan. Tidak boleh memaksakan kehendak untuk Jamarat karena jauhnya jarak yang ditempuh. Sehingga banyak buktinya ini ketika balik ke maktabnya ini, itu sudah tersasar ke mana-mana dan itu lelah," ujar Aswadi di Mina, Sabtu (7/6/2025).


Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu mengimbau para jamaah haji lansia tetap di tenda selama masa lempar jumrah.


Dia mengatakan lempar jumrah para jamaah lansia dapat diwakilkan oleh jamaah haji lainnya atau petugas. Jamaah haji lansia bisa meminta ketua regu, ketua rombongan, teman se-kloter, dan petugas haji untuk mewakilinya melempar jumrah.


"Nah, karena itu untuk jumrah tanggal 11-12 Dzulhijjah untuk nafar awal itu sebaiknya lempar itu diwakilkan bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kekuatan. Sehingga yang lansia ini nggak usah lempar secara pribadi dan memaksakan kehendak karena keabsahannya itu adalah bisa diwakilkan," ujar Aswadi.

 

Dia mengingatkan jamaah haji untuk menjaga kesehatan agar bisa pulang ke Tanah Air dan kembali berkumpul dengan keluarga. Dia mengatakan lempar jumrah juga bisa dijamak untuk meringankan jamaah.

 

"Tidak perlu dilakukan sendiri, bahkan jamaah yang ada di tempat kejauhan ini tidak harus setiap malam berangkat ke Jamarat untuk lempar. Bisa dijamak atau bisa digabungkan harinya itu. 11 tidak lempar, tapi lemparnya itu 12. Satu tempat untuk dua hari, satu tempat untuk dua hari, satu tempat untuk dua hari lagi," ujarnya.

 

Skema pergerakan jamaah haji di jamarat terbagi menjadi dua, yaitu jamaah yang mabit di tenda Mina dan jamaah yang memilih tanazul mandiri.

 

Jamaah yang memilih tanazul mandiri akan kembali ke hotel di Makkah usai melempar jumrah. Sedangkan jamaah mabit akan kembali ke tenda Mina.

 

Mayoritas jamaah haji memilih Nafar Awal, yaitu menyelesaikan lemparan jumrah pada 12 Dzulhijjah. Ada juga jamaah Nafar Tsani yang memilih menyelesaikan lemparan hingga 13 Dzulhijjah. 


Setelah itu mereka akan melaksanakan thawaf ifadhah, sai, dan tahalul tsani. Puncaknya sebelum pulang ke Tanah Air, jamaah haji melaksanakan thawaf wada. Jamaah haji kloter awal bakal pulang ke Indonesia via Bandara King Abdulaziz Jeddah mulai 11 Juni 2025.