Internasional

Membimbing Manasik Haji dari Pintu ke Pintu Kamar Jamaah di Makkah

Ahad, 25 Mei 2025 | 17:00 WIB

Membimbing Manasik Haji dari Pintu ke Pintu Kamar Jamaah di Makkah

Hj Nuraedah (tengah) saat memberikan layanan bimbingan untuk jamaah haji di hotel nomor 311 Syisyah, Makkah, 23 Mei 2025. (Foto: NU Online/Patoni/MCH 2025)

Makkah, NU Online

Salah satu layanan intensif yang disediakan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah bimbingan ibadah dari hotel ke hotel tempat menginap atau kamar jamaah haji di Makkah tentang manasik haji.


Namun, seringkali jamaah enggan atau sungkan bertanya di forum yang lebih besar, sehingga PPIH menerapkan metode bimbingan dari door to door ke kamar-kamar jamaah. Tujuannya agar mereka lebih terbuka dalam menyampaikan pertanyaan, termasuk bagi suami dan istri.


Layanan ini dilakukan oleh para pembimbing ibadah (Bimbad) yang didampingi para Mustasyar Diny PPIH. Syarat seleksi petugas untuk layanan ini yakni sudah pernah berhaji dan memahami ilmu hukum Islam, terutama fiqih haji demi meraih kemabruran bagi jamaah haji.


Salah satu pembimbing ibadah yang menerapkan metode dari door to door adalah Hj Nuraedah, perempuan asal Makassar yang menjadi pembimbing ibadah di Sektor 3 Makkah.


Menurutnya, metode tersebut dilakukan bukan tanpa alasan karena jamaah lebih nyaman bertanya jika ditemui langsung di kamar.


“Kalau di kamar, mereka lebih terbuka dan santai menyampaikan pertanyaan apa pun tentang haji yang menyangkut dirinya,” kata Nuraedah saat ditemui Jumat lalu di Syisyah, Makkah.


Nuraedah mengungkapkan, sasaran bimbingan dengan metode door to door lebih banyak ke jamaah lansia, disabilitas, maupun jamaah umum yang memang selama bimbingan di forum terlihat pasif.


Ia membimbing sekitar 4.300 jamaah haji yang menginap di hotel nomor 311. Jamaahnya berasal dari Embarkasi Makassar (UPG). Ada 10 kloter UPG di hotel 311 tersebut.


Namun ketika ditugaskan keliling hotel, Nuraedah juga siap melaksanakannya. Sektor 3 Makkah memiliki jamaah yang tersebar di 25 hotel. Total 23 ribuan jamaah haji dilayani petugas haji di sektor yang diketuai oleh Ikbal Ismail itu.


Ia menerangkan bahwa pertanyaan-pertanyaan jamaah beragam. Namun, untuk saat-saat ini yang paling banyak ditanyakan jamaah haji ialah puncak haji di Armuzna. Tidak sedikit pula pertanyaan-pertanyaan jamaah yang menyentuh hal teknis ibadah.


“Mereka juga bertanya, setelah Arafah nanti akan ke mana lagi? Banyak yang ingin tahu urutan lengkap perjalanan Armuzna,” kata Nuraedah.


Jamaah juga menanyakan, apa saja yang sebaiknya dihindari saat di Arafah? Pertanyaan semacam ini, kata Nuraedah, sangat sering dilontarkan jamaah. Bahkan tidak sedikit yang bertanya secara detail dan berulang.


“Mungkin karena saat manasik belum sempat tanya, atau ada juga yang merasa tidak berani bertanya saat di forum umum," kata Nuraedah yang sehari-harinya bekerja sebagai Kepala MAN 1 Makassar.


Apalagi jamaah lanjut usia (lansia) cenderung pasif bertanya. Mereka lebih nyaman jika petugas datang langsung ke kamar.


“Kalau kita yang datangi, mereka lebih mudah menyampaikan,” katanya.


Pertemuan langsung juga membuat komunikasi lebih personal dan hangat. Pembimbing pun jadi lebih mudah menjelaskan dengan bahasa sederhana. Nuraedah mengaku sangat senang ketika jamaah aktif bertanya.


“Artinya mereka punya semangat untuk menjalani ibadah haji dengan benar,” katanya.


Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu petugas memahami kebutuhan informasi jamaah. Jamaah juga merasa tenang karena pertanyaannya dijawab langsung oleh pembimbing. Ia berharap pendekatan ini bisa terus dilakukan oleh seluruh pembimbing ibadah.


Menurut Nuraedah, pendekatan aktif sangat penting bagi jamaah lansia. Sebab mereka seringkali kesulitan mengikuti penjelasan dalam forum besar.


"Dengan kunjungan ke kamar, lansia jadi lebih terlayani secara optimal," kata Nuraedah.