Internasional

Regenerasi Imam Tarawih di Masjid Al-Ikhlas Amsterdam

Kamis, 23 Mei 2019 | 01:00 WIB

Regenerasi Imam Tarawih di Masjid Al-Ikhlas Amsterdam

Shalat Tarawih di Masjid Al-Ikhlas Amsterdam Belanda.

Salah satu program PPME (Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa) Al-Ikhlas Amsterdam, Belanda adalah menciptakan generasi remaja yang dapat menjadi imam shalat. Sebagai Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Amsterdam, PPME memanfaatkan akhir pekan untuk mendidik anak-anak remaja berani maju ke depan menjadi imam Shalat Tarawih, meskipun hanya dua rakaat.

Subhanallah, meskipun lahir di Belanda, dididik dengan cara Belanda, tapi bisa mengaji dan menghafal Al-Qur'an. Wow, sesuatu yang sangat mengagumkan. Seperti malam itu, 11 Mei 2019, Shalat Tarawih dua rakaat pertama dipimpin oleh anak remaja, tetapi dengan bacaan yang fasih dan hafalan Juz 'Amma yang lancar. Pasti ini juga pengaruh orang tua yang shaleh, sehingga bisa melahirkan anak yang dapat membanggakan orang-orang Muslim di Indonesia di Belanda.

Ahir pekan pertama di bulan Ramadhan 2019 ini dimulai, imam Tarawih diawali oleh Raffi, putra pasangan Hansyah Iskandar (Ketua terpilih PPME Al-Ikhlas Amstredam 2019-2023) dan Ibu Lita. Di rakaat pertama, setelah membaca Surat Al-Fatihah, dilanjukant dengan membaca Surat Al-Insyiqoq sampai habis dan lancar sekali. Di rakaat kedua, setelah membaca Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca Surat Atthoriq. Subhanallah, betul-betul penanaman mental yang baik dan pembibitan imam asli dari didikan di Belanda.

Selama Ramadhan, setiap malam Ahad, secara bergiliran dan bergantian, anak-anak remaja dipilih yang sudah bagus bacaan dan hafalannya untuk menjadi imam Tarawih pada dua rakaat pertama. Setelah itu dilanjutkan oleh imam Tarawih yang sebenarnya ditugasi. Program ini dilakukan di saat akhir pekan, karena jamaah banyak yang hadir dan orang-orang libur bekerja, sebagian ada yang sekalian itikaf. Saat itulah masjid ramai jamaah. Tentunya makanan takjil serta sahur harus banyak disediakan oleh Panitia Ramadhan.

Sudah pula dijadwalkan calon-calon imam remaja untuk Tarawih oleh Panitia Ramadhan Divisi Dakwah, Ustadz Tamsil. Sebanyak lima orang dijadwalkan untuk bersiap-siap menjadi imam. Pada akhir pekan jamaah yang hadir mencapai 200 orang. Mereka dari golongan remaja, orang-orang tua, tetangga-tetangga Muslim Maroko dan Turki. Mereka senang ikut Shalat Tarawih bersama orang Indonesia yang rata-rata bersikap ramah.

Sebelum Taraweh dimulai, Shalat Isya dipimpin oleh imam lokal, juga secara bergantian setiap malamnya. Imam lokal sendiri ada Ustadz Tamsil, Ustdz Musthofa, dan Ustadz Muharrom. Setelah selesai Isya, dilakukan dzikir dan doa sebentar oleh imam. Dilanjutkan langsung oleh Ustadz Faishol sebagai bilal membaca seruan melakukan Shalat Tarawih. Majulah imam remaja memimpin Taraweh dua rakaat. Setelah itu, barulah saya melanjutkan mengimami Tarawih.

Shalat Tarawih di Amsterdam ini waktunya sudah cukup malam yaitu pukul 23.20. Karena itu, kultum Tarawih sudah dilakukan setelah Shalat Maghrib sambil menunggu Shalat Isya. Lamanya kultum sendiri bisa mencapai 45 menit sampai satu jam. Karena itu, saya menyebut kultum di sini 'kuliah terserah antum', bukan kuliah tujuh menit, hehehe....

Saya sangat mengapresiasi program latihan imam Tarawih yang dilakukan di sini. Itu semua dilakukan dalam rangka pembibitan imam yang semoga dengan program ini, lahir imam-imam dari anak-anak Indonesia di Belanda yang memakmurkan masjid dan fasih menyampaikan pesan dengan berbahasa Belanda. Semoga dengan program ini pula, akan tumbuh para imam, qari, dan penghafal Al-Qur'an dari Belanda. Amiin.

H Khumaini Rosadi, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ichsan Bontang, Dai Tidim Jatman, Dai Ambasador Cordofa, Dosen STIT Syam Bontang, Guru PAI SMA YPK Bontang, Muballigh LDNU Bontang, Imam Masjid Agung Al-Hijrah Kota Bontang, tengah bertugas dakwah Ramadhan di Belanda.


Terkait