Lingkungan

Gambut Bukanlah Cerita Suram, Tapi Harus Dirayakan

Kamis, 26 April 2018 | 07:00 WIB

Banjarbaru, NU Online
Cerita masyarakat gambut mulanya suram. Lahan gambut dianggap tidak produktif. Mereka dituduh sebagai pembakar lahan, dan berbagai persoalan lainnya.

Tetapi, Deputi III Badan Restorasi Gambut (BRG) menyatakan saat ini masyarakat punya kepercayaan diri. Mereka sudah menghasilkan sesuatu tanpa harus merusak lahan gambut. 

Hal ini ia sampaikan saat konferensi pers menyambut gelaran Jambore Masyarakat Gambut di kantor Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (26/4).

Sekitar 2000 masyarakat gambut akan mengikuti jambore yang digelar di Kiram Park, Banjar, Kalimantan Selatan, pada Sabtu hingga Senin (28-30/4). Mereka merupakan perwakilan masyarakat didampingi mitra BRG.

Kegiatan yang menghabiskan dana hingga delapan miliar rupiah ini bakal diisi dengan lima kegiatan, yakni dialog kebijakan dengan pemerintah pusat dan daerah, kursus singkat pengelolaan lahan tanpa bakar dan pengurai alami, kelas memelihara infrastruktur, kelas pengaksesan dana dengan mekanisme kredit, hibah, atau menciptakan sumber dana sendiri. Selain itu, ada juga ruang untuk memberikan cara peningkatan nilai produk. Terakhir ada peningkatan nilai untuk kerajinan gambut.

Masing-masing desa terdapat fasilitator yang mendampingi selama setahun. Program-program yang dijalankan pada jambore tersebut akan diawasi oleh fasilitator tersebut.

Jika sudah setahun, desa tersebut akan dilepas secara perlahan. Mentor secara periodik akan berkunjung ke desa-desa.

Jambore perlu diadakan guna menjadi wadah tukar pikiran masyarakat desa gambut yang tersebar di tujuh provinsi sebagai target restorasi dengan jumlah total lahan sekitar 2,49 juta hektar dari total keseluruhan lahan gambut 12 juta hektar.

Tema Rayakan Gambut, Pulihkan Indonesia diangkat mengingat gambut bukanlah cerita suram, melainkan harus dirayakan, kata Myrna.

Sebelumnya, Myrna menyatakan harapannya agar ormas Islam juga turut membantu mensosialisasikan pengolahan lahan gambut. Selama ini, menurutnya Nahdlatul Ulama telah  mengambil peran tersebut untuk mengedukasi masyarakat melalui pesan-pesan keagamaan. (Syakir NF/Abdullah Alawi)


Terkait