Lingkungan

Hutan Gambut Terbakar, Derita untuk Manusia

Senin, 8 April 2019 | 14:00 WIB

Siak,  NU Online
Masyarakat diimbau untuk terlibat aktif dalam menjaga lahan gambut dari bahaya kebakaran. Sebab, gambut  mudah terbakar, dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Imbauan tersebut disampaikan Deputi Bidang Edukasi,  Sosialisasi,  Partisipasi dan Kemitraan pada Badan Restorasi Gambut (BRG) RI,  Myrna Safitri saat memberikan sambutan dalam acara Doa Bersama Menuju Riau Hijau dan Mengelola Lahan Gambut Tanpa Bakar di Pondok Pesantren Al-Muttaqin, Desa Kampung Jatibaru,  Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Senin (8/4).

Menurutnya, partisipasi aktif dalam menjaga lahan gambut, minimal bisa diekspresikan dengan tidak membuang benda yang dapat memicu terbakarnya gambut, misalnya puntung rokok. Sebab, meskipun kelihatannya kecil namun dapat memicu kebakaran dan menghanguskan segalanya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

"Lahan gambut jika sudah kering,  pake puntung rokok saja bisa terbakar," tambahnya.

Celakanya, jika gambut sudah terbakar, apinya bisa merambat ke semua tempat yang mudah terbakar. Dari situ, kebakaran ‘massal’ terpercik, dan  bencana asap akhirnya terjadi. Dampaknya tentu saja juga merambat ke soal ekonomi. Sebab, transportasi darat dan udara akan terganggu. Sunguh mengerikan.

"Ada api pasti ada bara, Kalau tidak ingin mengalami becana asap mari kita jaga gambut kita," ucapnya sambil menyebut bahwa  kerugian akibat kebakaran lahan gambut tahun 2015 mencapai Rp. 221 triliun dengan luas area kebakaran  mencapai  2,6 juta hektare.

Bukan sekedar kerugian materi yang ditimbulkan akibat kebakaran gambut, namun ada kerugian lain yang dirasakan warga, yaitu timbulnya penyakit. Sebab, asap yang mengepul dari terbakarnya gambut  mengandung karbon dioksida,  monoksida, etana dan hidrogen sianida, yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

"Salah satu gas yang keluar dari lahan gambut itu hidrogen sianida, tau yaa, kasus sianida,  Mirna," ujarnya mengingatkan masyarakat soal kasus Sianida yang sempat mengegerkan publik itu. (Abdul Rahman Ahdori/Aryudi AR)


Terkait