Nasional

Buya Syafii Minta Umat Islam Mayoritas Berkualitas

Jumat, 27 November 2015 | 10:01 WIB

Sleman, NU Online
Syafi’i Maarif menginginkan umat Islam Indonesia yang berjumlah banyak ini diikuti dengan kualitas hidup yang baik. Karena selama ini meskipun mayoritas, tapi tak berdaya secara ekonomi dan kebanyakan berada dalam taraf hidup miskin.
<>
“Jika ini dibiarkan langsung kita jadi beban sejarah,” katanya pada dialog sebelum penutupan Kongres XV Gerakan Pemuda Ansor di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Jumat sore (27/11).

Pria yang akrab disapa Buya Syafii tersebut menceritakan bahwa dirinya pernah menyambangi seorang biksu. Waktu itu, ia bertanya jumlah anggota yang dipimpin biksu tersebut. “Jawabannya sangat bagus dan saya malu, ‘Bagi kami jumlah tidak penting, tapi kualitas’,” ceritanya.

Menurut dia, energi umat Islam yang mayoritas di negeri ini habis memperdebatkan hal yang khilafiyah. NU-Muhammadiyah lama berslisih tentang qunut dan ushali, “Habis energi kita,” katanya.

Padahal Islam mempunyai misi kemanusiaan yang rahmatan lil alamin. Misi itu disampaikan kepada Nabi Muhammad, tapi juga tugas umat Islam. Rahmatan lil alamin, ini artinya umat Muhammad ini dirasakan rahmatnya bukan hanya untuk manusia, tapi binatang, tumbuhan. Bukan hanya yang beriman tapi yang tidak.

Tapi, lanjut dia, selama 15 abad, umat Islam tak mampu menerjemahkan ayat ini. Dunia Arab sibuk berperang dengan tetangganya yang sesama Islam. Libya, Iraq, hancur. Kemudian kita menuduh pihak lain melakukan intervensi. Tapi kita juga harus mengakui hal itu terjadi karena kita rapuh dari dalam.

Ia meminta Gerakan Pemuda ANsor dan umat Islam pada umumnya jangan sibuk mengurusi rumah tangga sendiri, tapi memperhatikan persoalan kebangsaan dan kemanusiaan.

“Pemuda Ansor dan Pemuda Muhammadiyah harus dekat. Bila perlu, saring membuka dapur masing-masing,” katanya. (Abdullah Alawi)


Terkait