Nasional

Kang Said: Kubah Masjid dari Gereja, Menara dari Majusi, Bid'ah?

Selasa, 19 April 2016 | 05:30 WIB

Semarang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan, untuk menekuni agama Islam bukan dengan mengedepankan perbedaan, terus memusuhi umat lain dan meninggalkan akar budaya. Tetapi dengan menghormati perbedaan beragama sekaligus melestarikan budaya. Karena kebudayaan Islam juga didopsi dari berbagai kebudayaan kepercayaan lain.

Kang Said, demikian ia biasa disapa, memberikan contoh tentang kubah masjid dan menara yang kental dengan budaya Islam Timur Tengah. Menurutnya, bentuk kubah tersebut diadopsi dari gereja, sedangkan menara adalah tempat menyembah api bagi kaum Majusi.

“Apa kata sahabat ketika itu? Syirik? Bid’ah? Tidak begitu. Apinya dibuang, menaranya diabadikan bahkan untuk monumen tempat ibadah Islam, masjid.  Jadi menara itu bukan dari Mekah, bukan dari Madinah, tapi dari Majusi,” paparnya menyampaikan materi tentang Islam Nusantara pada kuliah umum yang digelar di auditorium Universitas Negeri Semarang, Sabtu (16/4)

Begitu juga dengan kubah. Doktor jebolan Universitas Ummul Qura ini menerangkan bahwa kubah meniru bangunan gereja karena dianggap dapat meluruskan shaf yang terputus oleh tiang. Sebab dengan bentuk seperti itu maka bangunan tidak memerlukan tiang. “Jadi kubah itu, Adik-adik, dari gereja. Menara dari Majusi. Paham mboten?” tegasnya di hadapan ribuan mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum itu.

Selain itu ia juga menerangkan bahwa banyak ulama Indonesia yang berpengaruh dalam perkembangan peradaban Islam di dunia. Seperti Syekh Ahmad Khotib Sambas, Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Mahfudz At Tarmisi, Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi dan masih banyak lagi ulama Indonesia lain yang terkenal dan berpengaruh di dunia. “Semoga mahasiswa Unnes menjadi kebanggaan kita semua, Unnes bisa mencetak generasi yang berakidah,” tutur Kang Said.

Kuliah umum dengan tema “Perkembangan Karakter Bela Negara Pemuda Calon Pemimpin Bangsa” ini juga dihadiri oleh Rektor Unnes Fathur Rokhman dan Menteri Pemuda dan Olahraga H Imam Nahrawi.

Pada kesempatan ini, Menpora memberikan motivasi kepada para mahasiswa agar bersemangat dalam mengukir prestasi agar dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Menpora juga mengajak mahasiswa untuk selalu optimis.

“Kita harus yakin dan sadar bahwa kita mempunyai potensi yang besar. Tidak boleh sedikit pun berkecil hati. Saya yakin Unnes bisa menjadi khairunnas, bermanfaat bagi sekelilingnya” tutur Menpora kepada mahasiswa.

Sebelum Menpora menyampaikan materi, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kepemudaan, keolahragaan dan kepramukaan. Menpora Imam Nahrawi dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sebagai pihak pertama dan Rektor Unnes Fathur Rokhman sebagai pihak kedua. Kemudian dilanjutkan dengan tukar-menukar cenderamata dan foto bersama. (Ubaed/Mahbib)


Terkait