
Mudir Ali JATMAN KH Ali Masykur Musa saat menyampaikan sambutan dalam Musyawarah Idaroh Wustho JATMAN Provinsi Lampung yang digelar di Pesantren Baitul Mustaqim, Sidomulyo, Punggur, Lampung Tengah, Ahad (22/6/2025). (Foto: NU Online/Faizin)
Lampung Tengah, NU Online
Mudir ‘Aam Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) masa khidmah 2024–2029 Prof KH Ali Masykur Musa menegaskan bahwa tarekat merupakan warisan asli dari Wali Songo. Tarekat ada di Indonesia melalui proses Islamisasi di Nusantara yang berakar dari jalur perdagangan Asia Selatan.
“Tarekat adalah warisan asli dari Wali Songo. Itu haqqul yakin,” katanya saat menyampaikan sambutan dalam Musyawarah Idaroh Wustho JATMAN Provinsi Lampung yang digelar di Pesantren Baitul Mustaqim, Sidomulyo, Punggur, Lampung Tengah, Ahad (22/6/2025).
Dari hal ini, maka ada hubungan yang tak bisa terlepaskan antara keberadaan tarekat dan Nusantara. Tarekat telah mewarnai perjalanan histori bangsa Indonesia dalam ikut serta membangun peradaban bangsa.
Kiai Ali mengajak para pengurus dan pengamal tarekat untuk menjadikan tarekat sebagai bagian integral dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, sejak awal, tarekat sudah menjadi bagian dari pemerintahan, dengan peran utama sebagai pencerah hati dan penjaga moralitas pemimpin.
“Tugas kita adalah bagaimana tarekat bisa di-insert dalam kehidupan bernegara. Karena kenyataannya, semua tarekatsejak dulu adalah bagian dari struktur pemerintahan,” jelasnya.
“Di situlah terjadi persenyawaan antara spiritualitas dan politik, di mana tarekat membeningkan hati pemimpin agar bisa melihat kebenaran,” jelasnya pada Muswil yang mengangkat tema Merawat Jagat, Membangun Peradaban, Mendampingi Umat untuk Masa Depan ini.
Ia juga juga mengajak seluruh pengamal tarekatuntuk tetap setia dan tegak lurus bersama Nahdlatul Ulama (NU).
“Monggo ngopeni (silakan mengurusi) JATMAN dengan tegak lurus kepada Nahdlatul Ulama,” ajaknya.
Ia juga mengajak para mursyid dan pengamal tarekat tak hanya mengamalkan tarekat secara pribadi, tetapi juga memasyarakatkannya agar nilai-nilai spiritual terus hidup dalam keseharian umat.
Sementara Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung H Puji Raharjo mengatakan bahwa tarekat bukan sekadar ritual atau rutinitas ibadah semata, melainkan merupakan jalan (suluk) spiritual untuk membentuk akhlak, menyucikan hati, dan membimbing para pengamalnya menuju kedekatan dengan Allah.
“Dengan thariqah, insyaallah kita tidak akan kesasar. Kita mengikuti jalur para Salafus Shalihin, para pendahulu kita, sehingga kelak kita bisa berkumpul bersama mereka,” ujarnya.
Dalam konteks ke-NU-an jelasnya tarekat menjadi pilar rohaniah yang menjaga dimensi batiniah dari gerakan keislaman Nahdlatul Ulama. Menurutnya, di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, para pengamal tarekat dituntut untuk tetap berjalan di atas jalan yang benar dan lurus.
“Jangan sampai kita tergoda oleh hal-hal duniawi yang sifatnya sementara dan semu. Tarekat membimbing kita menuju tujuan hakiki,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa musyawarah wilayah JATMAN kali ini juga imbuhnya menjadi momentum penting bagi para pengurus dan pengamal tarekat untuk memperkuat islah rohaniah, menjalin konsolidasi, serta memperbarui komitmen dalam menempuh jalan spiritual yang lurus dan terarah.