RAT Koperasi Yasmin 2025 Juga Bahas Strategi Koperasi Perempuan Menuju Daya Saing Nasional
Sabtu, 24 Mei 2025 | 23:45 WIB

Ketum PP Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah pada RAT Koperasi Yasmin, Jumat (23/5/2025). (Foto: Fatayat NU)
Jakarta, NU Online
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Ke-5 Koperasi Yasmin Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) juga menjadi forum nasional strategis untuk membahas arah gerak dan penguatan daya saing koperasi perempuan di bawah naungan Fatayat NU.
RAT tersebut berlangsung pada Jumat-Sabtu, 23–24 Mei 2025 di Grand Whiz Poins Simatupang, Jakarta Selatan.
Ketua Umum PP Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan, koperasi merupakan instrumen penting dalam mewujudkan visi besar organisasi, yakni Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia.
Ia menyebut RAT sebagai bentuk konsistensi organisasi dalam memperkuat kemandirian ekonomi kader perempuan.
"Fatayat NU hadir bukan hanya sebagai organisasi kaderisasi, tetapi juga motor perubahan sosial-ekonomi. Koperasi Yasmin adalah sayap strategis yang harus terus diperkuat, baik secara manajerial, digital, maupun jaringan antarwilayah,” ujarnya pada Jumat (23/5/25).
RAT V Koperasi Yasmin diikuti oleh 146 peserta dari seluruh Indonesia, terdiri dari Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Cabang (PC), pengurus koperasi daerah, serta perwakilan mitra strategis.
Margaret menjelaskan, RAT tahun ini difokuskan pada tiga agenda utama: konsolidasi nasional, perumusan kebijakan operasional koperasi, dan perluasan jaringan digital. “Kami ingin koperasi perempuan ini naik kelas, mampu bersaing secara profesional, dan menjangkau pasar lebih luas,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Yasmin PP Fatayat NU, Nurul Mudrika mengatakan, RAT kali ini juga mengesahkan pembaruan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART), serta panduan teknis (juknis) terbaru koperasi sebagai pijakan hukum dan operasional yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Menurutnya, rangkaian kegiatan RAT juga diisi diskusi tematik, talk show bersama Kementerian Koperasi dan UKM RI, serta sosialisasi sistem reseller, konsinyasi, dan pembagian profit.
"Koperasi Yasmin juga menggandeng mitra seperti Grab Indonesia, Paramuda Travel, Dermavior Skincare, dan Metranet untuk membangun ekosistem koperasi yang inovatif," jelas Rika.
Baca Juga
Koperasi Simpan Pinjam ataukah Syirkah?
Rika menyebut, digitalisasi bukan pilihan lagi. Ini adalah keniscayaan. "Kita harus pastikan semua tingkatan koperasi mampu mengadopsi sistem pemasaran dan manajemen digital,” papar Rika, yang juga aktif membina koperasi-koperasi Fatayat di tingkat daerah.
Pada sesi talk show, perwakilan dari Kementerian Koperasi dan UKM menyampaikan pentingnya penguatan kapasitas produksi dan transformasi digital sebagai strategi utama meningkatkan daya saing UMKM perempuan di era ekonomi berbasis teknologi.
Selain itu, lanjut Rika, RAT juga menjadi ruang apresiasi bagi PW dan PC Fatayat NU yang aktif dalam pengembangan koperasi daerah. Penghargaan diberikan kepada PW dengan performa terbaik serta konsumen belanja terbesar sebagai bentuk motivasi dan penguatan kultur ekonomi internal.
Kegiatan ini juga memberi ruang interaksi antaranggota dan kader untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan memperluas jejaring. “Kami ingin RAT bukan sekadar forum formal, tapi ruang penguatan spiritual, emosional, dan teknis antaranggota,” tutur Rika.
Di hari kedua, RAT diisi dengan sesi Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai bentuk konkretisasi hasil musyawarah. Termasuk di dalamnya komitmen mengembangkan koperasi sektor riil berbasis komunitas dan membuka jalur distribusi melalui platform digital.
Rika berharap RAT ini menjadi titik tolak baru bagi Koperasi Yasmin untuk tumbuh lebih kuat dan membawa manfaat nyata bagi kader dan masyarakat luas.
"Kita tidak sedang membesarkan koperasi untuk koperasi, tetapi untuk umat. Untuk perempuan-perempuan Indonesia yang butuh ruang tumbuh, butuh keberdayaan, dan butuh masa depan," imbuhnya.
Rika berharap, dengan semangat gotong royong dan sinergi multipihak, Koperasi Yasmin terus menunjukkan perannya sebagai pilar kemandirian ekonomi kader Fatayat NU, sekaligus inspirasi bagi gerakan koperasi perempuan di Indonesia.