Jakarta, NU Online
Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membantah dirinya telah memberikan dukungan pada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Jusuf Kalla terkait dengan pemilihan presiden (Pilpres) putaran kedua.
"Saya beberapa hari terakhir ini ditampilkan seolah-olah mendukung Megawati, jadi karena itulah untuk keseimbangannya maka saya keluyuran dengan SBY," kata Gus Dur di hadapan peserta musyawarah pimpinan (Muspim) Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garda Bangsa) di Jakarta, Minggu.
<>Menurut Gus Dur, dirinya masih akan pergi dengan SBY beberapa kali, setidaknya tiga kali, karena dalam konteks pemilihan presiden dirinya baru sekali bertemu SBY, kalau dulu dirinya memang sering bertemu dengan SBY yang menjadi menteri saat dirinya menjabat presiden.
"Tapi jangan sangka saya ini begitu-begitu, ya tidak. Saya hanya tidak memihak. Adapun mengenai orang-orang terserah masing-masing, mau pilih monggo tidak milih, ya, monggo," katanya.
"Kalau sekarang saya ini dianggap miring ke SBY itu mungkin karena anda-anda miring ke kiri. Mbok tanyain siapa saja omongan saya dari tadi tidak ada satu pun yang menunjukkan saya simpati dan akan nyoblos SBY," ujar Gus Dur.
Gus Dur mengakui jika dirinya sangat hormat pada SBY dan kagum pada mantan bawahannya itu karena SBY dianggap sangat santun.
"Tapi pasangannya, Jusuf Kalla, di laci saya ada 350 halaman (laporan) mengenai korupsinya," kata Gus Dur dalam Muspim Garda Bangsa yang salah satu agendanya adalah menentukan sikap menghadapi piplres putaran kedua, terutama soal kemana dukungan akan diarahkan.
Sebelumnya, Gus Dur kepada para wartawan setelah pertemuan tertutup sekitar satu jam dengan capres SBY di Hotel Regent Jakarta, Sabtu petang (28/8), menyatakan secara pribadi mendukung SBY.
"Harus dibedakan dengan pendapat pribadi dan partai. Secara pribadi saya kagum pada beliau (SBY)," kata Gus Dur. Ketika didesak wartawan apakah itu artinya ia mendukung pasangan SBY-JK, Gus Dur memberi jawaban singkat. "Oh, mestinya ya," kata Gus Dur.
Namun Gus Dur menegaskan bahwa apa yang diungkapkannya merupakan pendapat pribadi bukan pendapat partai. Kalau keputusan partai baru akan dilakukan dalam mukernas pada 31 Agustus mendatang.(mkf/an)