Warta

Gus Dur Tidak Akan Arahkan PKB

Selasa, 31 Agustus 2004 | 12:48 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) nyatakan bahwa ia tidak akan mengarahkan PKB yang saat ini sedang menggelar musyawarah kerja nasional untuk memutuskan sikap tertentu terkait pemilihan presiden putaran II 20 September mendatang.

"Saya sendiri tetap golput bagaimana saya dapat mengarahkan," kata Gus Dur saat berpidato sebelum membuka  mukernas PKB di Jakarta, Selasa. Menurut Gus Dur, biarkan orang-orang menggunakan hati nurani untuk menentukan pilihan mereka, mau memilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau Megawati atau mungkin tidak memilih alias golput.

<>

Gus Dur selanjutnya mempersilakan peserta mukernas untuk menentukan sikap PKB sendiri dan dirinya tidak akan mencampuri.

Sementara itu menjawab pertanyaan wartawan tentang dukungannya kepada capres dari Partai Demokrat SBY. Gus Dur membantah hal itu. "Ah itu kan kata orang, kata anda, saya sudah bilang sama Pak SBY tidak akan memilih siapapun," kata Gus Dur.

Tentang pertemuannya dengan SBY, Gus Dur mengatakan tidak ada yang isiimewa karena dia juga bertemu dengan capres dari PDI Perjuangan Megawati dan capres dari Partai Golkar Wiranto pada pelaksanaan pilpres putaran pertama.

Tentang keterlibatan putrinya Zanubah Arifah Chafsoh atau yang akrab dipanggil Yenny mendampingi SBY dalam sejumlah kampanye, Gus mengatakan dirinya tidak memberikan arahan kepada putrinya itu. "Yang diminta dia (Yenny) sendiri. Masak anak diminta pada bapak tidak kasih," kata Gus Dur.

Dalam pembukaan mukernas yang juga dihadiri ketua umum Partai Demokrat Subur Budi Santoso, fungsionaris PDIP Soetardjo Soerjoguritno, fungsionaris PAN Samuel Koto, fungsionaris Golkar Idrus Marham serta pelaksana tugas harian PBNU Masdar Farid Mas’udi dan mantan cawapres partai Golkar Salahudin Wahid.

Gus Dur juga mengajak seluruh peserta mendoakan untuk membacakan Fatihah pada KH Anis Fuad Hasim, KH Cholil, dan KH Irvan Zidny, beberapa dari tokoh NU yang baru-baru ini meninggal. Selain itu, tak lupa doa untuk cendikiawan Nurcholis Madjid agar segera sembuh dari penyakitnya. Nurcholis saat ini sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura setelah melakukan operasi transplantasi hati di Beijing.(mkf/an)


Terkait