Warta

Pagelaran Seni akan Semarakkan Launching Wisata Ziarah

Jumat, 15 Desember 2006 | 07:36 WIB

Jakarta, NU Online
Launching wisata ziarah yang akan diselenggarakan di kompleks makam Sunan Drajat Lamongan akan disemarakkan dengan pagelaran seni yang menampilkan berbagai karya seni religius.

Ketua Lembaga Seni Budaya NU Sastro Ngatawi mengungkapkan bahwa pentas seni religius tersebut merupakan repertoar perjuangan para wali songo yang telah berhasil mengislamkan Indonesia dengan pendekatan budaya, termasuk melalui seni.

<>

Pada malam puncak acara nantinya akan ditampilkan sendratari religi dengan lakon Adeg Negoro Momong Kawulo (Membangun Negara Mensejahtarakan Rakyat). Sendratari kolosal tersebut akan menampilkan 200 penari dengan 100 musisi. sanga“Mereka kita ambil dari mahasiswa tari ISI di Jogjakarta dengan diiringi para musisi professional,” tandas Sastro, Jum’at.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Wayang yang merupakan media dakwah wali songo juga akan ditampilkan dengan kemasan modern berupa wayang simponi dengan dalam Ki Entus. Lakon yang akan ditampilkan adalah “Ilangi Jimat Kalimosodo”. Wayang ini merupakan gabungan antara pagelaran wayang dengan iringan orkestra simponi.

Dengan perubahan penampilan yang lebih kontekstual, bukan lagi menjadi barang antik, pertunjukan akan mudah difahami oleh penonton, apalagi dengan penggunaan bahasa Indonesia, bukan bahasa Jawa seperti layaknya pertunjukan wayang.

“Lakon juga kita modifikasi yang lebih kontkstual sehingga wayang dapat menjadi cermin dan bayang-bayang kehidupan sosial masyarakat,” tuturnya.

Lakon Ilange Jimat Kalimosodo ini akan menceritakan upaya pencurian Jimat Kalimosodo, sumber legitimasi dari Pandawa. Untuk itu, Mustokoweni, tokoh antagonis, berusaha menyamar menjadi Pandawa agar bisa mencuri jimat tersebut. Hal ini sangat kontekstual dengan kondisi di Indonesia yang mana banyak orang yang sok menjadi pahlawan tetapi sebenarnya untuk meraih kepentingannya sendiri dengan mengorbankan masyarakat banyak.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Pada zaman wali songo, Jimat Kalimosodo juga dikontekstualisasikan sesuai dengan zamannya sebagai kalimat syahadat yang merupakan rukun Ialam yang pertama. Sekarang kita tafsirkan pada problematika yang ada,” tuturnya.

Pagelaran seni yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut juga akan menampilkan seni religi rakyat setempat seperti hadrah, sholawatan, dan kentrung. “Para artis KDI juga akan kita bawa untuk menarik massa,’ tambahnya.

Sayangnya sampai saat ini belum ada kepastian tanggal pelaksanaan, karena masih menyesuaikan waktu Presiden RI yang diharapkan bisa membuka acara tersebut. Namun diperkirakan pada pekan terakhir bulan Desember ini.

Penundaan acara ini menyebabkan banyak peserta pameran yang mengundurkan diri. Panitia masih membuka kesempatan bagi institusi yang ingin terlibat dalam gelar wisata ziarah tersebut. (mkf)


Terkait