Pengembangan Madrasah Terbentur Pada Kepentingan Pemiliknya
Selasa, 31 Agustus 2004 | 04:59 WIB
Jakarta, NU Online
Pengembangan madrasah masih terbentur pada kepentingan yayasan atau organisasi massa yang menaunginya. Sehingga sulit untuk meningkatkan performa akademik dan karakter siswa. Demikian diungkapkan Direktur Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (Mapenda) Departemen Agama Abdul Aziz di Jakarta, Senin (30/8).
Di sisi lain, menurutnya, kepala madrasah juga kurang memiliki visi dan misi sekaligus mencari inovasi untuk mengembangkan madrasah ke arah yang lebih baik. Padahal kunci keberhasilan pengembangan madrasah tidak terlepas dari faktor kepemimpinan.
<>"Selama ini, kepala madrasah, khususnya swasta, selalu terbentur dengan kepentingan yang ada di yayasan atau organisasi massa pemilik madrasah dalam upaya mengembangkan inovasi dan kreativitasnya memajukan madrasah," kata Abdul Aziz.
Menurutnya, faktor kepemimpinan ini hanyalah salah satu permasalahan manajemen madrasah. Masih banyak faktor lain yang menentukan madrasah menjadi sekolah yang diperhitungkan masyarakat. Misalnya, kurikulum dan pembelajaran, perencanaan, partisipasi masyarakat, dan kepemilikan.
"Selama ini kemandirian dan otonomi madrasah, terutama yang swasta, sayangnya belum melibatkan secara aktif partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Baik pengawasan pelaksanaan pendidikan, mutu, keuangan, pemikiran maupun pertimbangan dalam menentukan kebijakan pendidikan madrasah," tambahnya.
Alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini menguraikan lebih jauh, bahwa pimpinan madrasah masih lebih banyak perhatiannya pada hal yang bersifat administratif daripada wilayah substansial. Supervisi yang seharusnya dilakukan para pengawas pemerintah sangat lemah karena problem sumber daya manusia dan sarana-prasarana. Satu-satunya kontrol mutu yang efektif secara nasional hanya ujian nasional (UN). Sehingga bagi madrasah UN masih sangat diperlukan.
Untuk mengembangkan manajemen madrasah ke depan, sambung Abdul Aziz, Depag sendiri telah melakukan berbagai langkah. Antara lain, meningkatkan partisipasi masyarakat, baik dalam penyelenggaraan maupun pengelolaan pendidikan. Di antara kegiatan dan program yang diberikan adalah pengembangan manajemen berbasis madrasah, pemberdayaan komite madrasah, peningkatan kapasitas kepala madrasah, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
Aziz mengatakan, pengembangan pendidikan madrasah, selain memiliki kewajiban untuk menjadikan manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlaq, juga memiliki kewajiban untuk dapat menciptakan manusia yang cerdas dan pandai, serta menjadikan manusia hidup lebih baik.
Pengembangan pendidikan madrasah, kata Aziz, juga harus diarahkan agar peserta didik termotivasi untuk mau mempelajari dan ingin mengembangkan diri. “Pada hakikatnya keberlangsungan pendidikan di madrasah merupakan wujud dari kesadaran dan pemahaman keberagamaan kita sebagai kaum Muslimin terhadap pentingnya pewarisan nilai-nilai agama Islam kepada anak-cucu kita sebagai generasi penerus,” ucapnya
Lebih jauh Aziz menyatakan, karena itu, upaya menuju pengembangan madrasah yang berkualitas dan dapat merespon era globalisasi dan informasi amat tergantung seberapa jauh implementasi kesadaran dan pemahaman keberagamaan tersebut dalam praktek nyata di madrasah.(mkf)