Daerah

Aneh, Orang Tak Berjasa tapi Mau Mengganti Pancasila

Selasa, 8 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Aneh, Orang Tak Berjasa tapi Mau Mengganti Pancasila

Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto saat memberikan sambutan dalam Seminar Persatuan di gedung Kuliah Terpadu IAIN Jember, Selasa (8/10).

Jember, NU Online

Indonesia adalah bangsa yang besar yang cinta persatuan. Terbukti, jauh sebelum Indonesia merdeka, pejuang bangsa ini telah bersatu. Kebersatuan itu terus belanjut hingga menjelang kemerdekaan, dan akhirnya sepakat untuk membentuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) . Selanjutnya, dalam mengisi kemerdekaan, rakyat Indonesia tetap bersatu dan nyaman dengan persatuan.

 

“Jadi bersatu itu ciri khas bangsa Indonesia,” ujar Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto saat memberikan sambutan dalam Seminar Persatuan di gedung Kuliah Tepadu IAIN Jember, Selasa (8/10).

 

H Babun mengaku telah mengunjungi hampir seluruh pelosok Nusantara, mulai dari titik nol kilometer di Kota Sabang hingga Merauke di Papua. Ia menangkap kesan bahwa masyarakat Indonesia suka bersatu, hidup rukun berdampingan dengan tetangga yang lain. Namun akhir-akhir ini kerukunan dan persatuan itu mau diusik oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

 

“Mereka ingin mengganti Pancasila. Maka jawabannya satu, kita wajib bersatu berada di garda terdepan untuk menghadapi mereka,” jelasnya.

 

Mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember itu menyatakan aneh dengan ulah mereka yang notabene tidak pernah berkeringat, apalagi berdarah-darah dalam mengusir penjajah, namun tiba-tiba berulah, ingin merubah dasar negara.

 

“Ini ‘kan aneh. Sudah tidak ikut berjuang. Makan, minum dan tidur di bumi Indonesia. Namun tiba-tiba mereka ingin merubah dasar negera,” terangnya.

 

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Jember, KH Abdul Muqit Ariv menekankan betapa pentingnya rakyat Indonesia bersatu, lebih–lebih dalam situasi seperti sekarang ini. Ia mengibaratkan sungai, yang jika semua muaranya menyatu dalam satu sungai, maka semua sampah akan habis tersapu.

“Demikian juga jika kita bersatu, maka sampah-sampah masyarakat akan habis,” jelasnya.

 

Kiai Muqit menegaskan bahwa kerukunan dan persatuan merupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, yang justru merupakan kekuatan utamanya. Tidak ada yang bisa mengalahkan Indonesia jika nilai-nilai luhur itu tetap dipegang oleh masyarakat. Sejarah telah membuktikan bahwa persatuan bangsa Iindonesia mampu meluluh-lantakkan penjajah.

 

“Karena itu, mari kita rawat persatun kita. Jangan sampai kita terpecah. Jika kita selalu solid, maka kita tetap kuat, siapapun tak bisa mengalahkan kita,” pungkasnya.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi