Daerah

Badan Kemaritiman NU Tulungagung Gelar ‘Ngaji Aswaja Santri Pesisir’

Senin, 17 Agustus 2020 | 10:00 WIB

Badan Kemaritiman NU Tulungagung Gelar ‘Ngaji Aswaja Santri Pesisir’

Ngaji Aswaja Santri Pesisir digelar PC BKNU Tulungagung di Pantai Klathak, Keboireng, Besuki.

Tulungagung, NU Online

Seiring dengan usia 75 tahun kemerdekaan RI, banyak hal yang harus diperbaiki dan tingkatkan. Hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa memiliki negeri yang diwariskan para pahlawan.

 

Sebagai daerah yang memiliki kawasan pesisir, Kabupaten Tuluangagung Jawa Timur juga kerap disinggahi orang dan kelompok yang mempersoalkan keragaman. Beberapa waktu berselang, warga menggelar unjuk rasa di depan kantor DPRD setempat yang minta para pelaku intoleran ditindakan secara tegas.

 

Sadar dengan gesekan yang kian keras tersebut, Pengurus Cabang (PC) Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Tulungagung menggelar kembali ‘Ngaji Aswaja Santri Pesisir’.

 

“Kegiatan selain untuk memperingati semangat kemerdekaan, juga bentuk nyata bertanggung jawab untuk menjaga NKRI khususnya di masyarakat pesisir,” kata Rodi, Ahad (16/8).

 

Ketua PC BKNU Tulungagung tersebut menjelaskan bahwa kegiatan kajian dimulai dari masyarakat pantai selatan Tulungagung yakni warga Pantai Klathak Desa Keboireng Kecamatan Besuki.

 

“Acara ini sudah dilakukan kedua kalinya, sebelumnya ke masyarakat Pantai Sidem,” terang Rodi.

 

Dijelaskannya bahwa Tulungagung memiliki 43 bibir pantai. Sehingga diharapkan dari terselenggaranya acara ini untuk penguatan masyarakat pesisir akan paham Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja).

 

Ngaji  Aswaja Santri Pesisir penting dilakukan karena pantai adalah gerbang pintu masuknya peradaban manusia. Sehingga budaya, paham apapun dapat masuk melalui pantai.

 

“Sehingga diharapkan warga sekitar pantai menjadi kuat dalam hal paham Aswajanya, tidak akan terkena aliran sesat yang bertentangan dengan cita-cita pendiri negeri ini,” ungkap Rodi.

 

Dirinya menambahkan, ke depan kegiatan menjadi agenda rutin setiap selapan  (35 hari). Tindakan sebagai sarana agar akidah Nadhiyin menjadi kuat, serta paham akan pengetahuan Aswaja kokoh sebagaimana dicontohkan para masyayikh dan pendahulu pendiri negeri.

 

Acara dihadiri KH Abdul Hakim Mustofa selaku Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung, juga Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Besuki. Tercatat kurang lebih 200 peserta yang ikut serta dalam acara ini.

  

“Saya bersyukur PC BKNU Tulungagung telah mengadakan kegiatan bisa sampai kepada bagaimana menjaga akidah warga pesisir,” katanya saat sambutan.

 

Dalam pandangannya, kegiatan semacam ini perlu sebagai penguatan pemahaman masyarakat, khususnya kawasan pesisir. “Agar tidak terjamah oleh mereka yang bertentangan dengan Islam Ahlussnunnah wal  Jama’ah an-Nadliyah,” tegasnya.

 

Imam Rojikin sebagai warga Pantai Klatak merasa kegiatan bermanfaat dan diperlukan oleh masyarakat pesisir.

 

“Yang jelas kita membutuhkan kegiatan semacam sebagai sarana menambah wawasan,” katanya. Apalagi keadaan Indonesiaan semakin tergerus oleh adanya paham intoleran. Jadi, ngaji Aswaja sangat penting, lanjutnya.

 

“Kegiatan seperti ini hendaknya kerap dilaksanakan agar masyarakat pesisir tetap diperhatikan dan terjalin kebersamaan dalam NKRI yang majemuk,” pungkasnya.

 

Kontributor: Hida

Editor: Ibnu Nawawi