Daerah

Bangun Kesadaran, PCNU Prakarsai Shalawatan di Lokalisasi Burnik

Rabu, 27 Maret 2019 | 07:00 WIB

Situbondo, NU Online
Prostitusi tidak bisa diberantas dari muka bumi. Bisnis esek-esek itu akan tetap lestari seiring kebutuhan manusia dan dinamika kehidupan yang melingkarinya. Satu lokasi dikosongkan, muncul di tempat lain.

Menghadang prostitusi tidak harus selalu dilakukan  dengan kekerasan. Sebab kenyataannya, satu lokasi kendati sudah digrebek berkali-kali, namun lambat laun ia tumbuh kembali. Itu yang tidak resmi, apalagi protitusi yang legal, tambah susah menghilangkannya.

Itulah yang melatar belakangi PCNU Situbondo, Jawa Timur untuk memprakarsai digelarnya Pembacaan Shalawat Nariyah di  ‘Burnik’ di Desa Dawuhan, Kecamatan/Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (26/3) malam.

Burnik adalah sebuah lokalisasi prostitusi  ilegal yang cukup terkenal di Situbondo. Burnik adalah kepanjangan  dari  bur jeliburen kenik (bahasa Madura), yang dalam bahasa Indonesinya bisa diterjemahkan dengan  suara kecil aliran sungai. Karena memang, lokasi tersebut berada di dekat pintu air yang selalu mengeluarkan suara seiring jatuhnya air dari pintu tersebut.

Menurut Sekretaris PCNU Situbondo, Zaini,  pembacaan shalawat nariyah tersebut dimaksudkan untuk  membangun  kesadaran warga lokasasi Burnik agar kelak bisa meninggalkan pekerjaannya.

“Kita berdoa kepada Allah agar mereka sadar. Selama kesadaran tidak ada, tidak mungkin mereka berhenti. Tindakan represif hanya  membuat mereka ‘sadar’ sesaat,” tukas Zaini sebagaimana rilis yang diterima NU Online seraya menambahkan bahwa shalawatan tersebut akan rutin digelar setiap Selasa legi.

Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 orang. Mereka terdiri dari Pengurus Cabang NU Situbondo, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Situbondo, Ranting NU Dawuhan 1 dan 2, serta Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Dawuhan dan sebagainya. (Aryudi AR)