Daerah

Banjir di Trenggalek, LPBINU Jawa Timur Fokus Evakuasi Warga dan Bersihkan Mushala

Jumat, 21 Oktober 2022 | 14:15 WIB

Banjir di Trenggalek, LPBINU Jawa Timur Fokus Evakuasi Warga dan Bersihkan Mushala

LPBINU Jawa Timur membersihkan mushala yang diterjang banjir. (Foto: dok LPBINU Jawa Timur)

Trenggalek, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Jawa Timur mengirim puluhan tim relawan untuk mengevaluasi korban dan membersihkan mushala akibat banjir di Kabupaten Tranggalek.

 

Banjir disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang turun hampir setiap hari sehingga menyebabkan beberapa sungai meluap. Di Kabupaten Trenggalek, curah hujan mencapai 200 mililiter per detik, lebih besar dari curah hujan yang terjadi saat momentum banjir besar pada 2006 silam.

 

"Relawan NU terdekat langsung merespon dan memberikan pertolongan, karena jumlah yang membutuhkan evakuasi sangat banyak, sarana yang tersedia juga minim. PW LPBI Jawa Timur memberangkatkan personil ke Trenggalek. Lalu bergabung dengan Basarnas Surabaya," jelas Pengurus PW LPBI Jawa Timur Saiful Anam, Jum'at (21/10/2022).

 

Menurut Anam, akibat banjir bandang ini, dua orang lansia, salah satunya di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek meninggal diduga akibat hipotermia. Selain itu jumlah warga mengungsi cukup banyak.

 

Pergerakan air bah dari wilayah pegunungan bergeser mengikuti alur aliran Sungai Ngasinan yang membelah kecamatan kota, Pogalan dan Durenan serta sungai Tawing yang melintasi Kecamatan Gandusari.

 

Kejadian banjir di Kabupaten Trenggalek dan sekitarnya, merupakan kejadian terbesar dalam 20 tahun terakhir. Kejadian banjir yang tidak diperkirakan sebelumnya ini membuat masyarakat tergopoh dan banyak yang membutuhkan bantuan evakuasi.

 

"Fokus utamanya kita di evakuasi warga rentan dan bersihkan mushala di Desa Ngadirenggo dan Desa Kedunglurah Kecamatan Pogalan," imbuh pria asal Mojokerto ini.

 

Anam menambahkan, di Trenggalek, genangan air parah masih terpantau khususnya di wilayah Kecamatan Durenan dan sebagian Pogalan.

 

Dengan peralatan water rescue, tim LPBINU Jawa Timur sempat mengevakuasi warga lanjut usia dan bayi berumur 3 bulan. Mereka kemudian dibawa ke pos SAR Trenggalek sebagai lokasi pengungsian. Setelah proses evakuasi warga dan bersih-bersih mushala, tim relawan gabungan sempat juga melakukan evakuasi pohon tumbang yang roboh lalu menimpa kabel PLN.

 

Tim yang diturunkan terdiri dari relawan LPBINU Nganjuk, Trenggalek, Mojokerto serta LPBINU Jawa Timur.

 

"Masih nampak bekas air di dinding mushala sekitar 1,5 meter. Air banjir itu juga sempat merendam alat pengeras suara di Mushala Al-Syafaat di Dusun Wadikidul, Desa Ngadirenggo," bebernya.

 

Dikatakannya, berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, jumlah penduduk terdampak banjir di wilayah tersebut mencapai 2.457 KK dengan jumlah jiwa diperkirakan mencapai 7.440.

 

"Masyarakat masih membutuhkan bantuan, sehingga disarankan bantuan diberikan kepada pihak yang resmi dan terpercaya, agar tersalurkan tepat sasaran," tandas Anam.

 

Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Aiz Luthfi