Begini Beda Salah Pergaulan dengan Salah Pengajian
NU Online · Sabtu, 19 Oktober 2019 | 09:00 WIB
Magelang, NU Online
Dewasa ini umat Islam khususnya di Indonesia harus berhati-hati dan lebih selektif dalam memilih tempat atau majelis taklim untuk mempelajari agama. Pasalnya marak bermunculan pengajian-pengajian yang bukannya membawa seseorang lebih memahami agama, namun membawa kepada pemahaman yang salah.
"Orang yang salah pergaulan itu masih mudah untuk dibina, diajak kembali kepada jalan yang benar, dari pada orang yang salah memilih pengajian," kata KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) dalam program Baity Jannaty Radio Fast FM Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah, Jumat (18/10).
Pengasuh Pesantren API Tegalrejo ini melanjutkan kenapa orang yang salah pengajian sulit untuk dikembalikan kepada alur yang benar. Itu karena mereka sudah merasa bisa, telah pintar dan sudah mengaji kepada sumber yang paling benar.
"Di sinilah pentingnya kita memilih pengajian, terutama kepada ibu-ibu. Jangan sampai pengajiannya merepotkan suami dan keluarganya," tegasnya.
Gus Yusuf pun mengingatkan agar ibu-ibu TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara untuk benar-benar memilih tempat pengajian yang tepat. "Pilih pengajian yang aman-aman saja lah. Agar tidak merepotkan," anjurnya.
Selain para ibu-ibu, putra-putri para penerus bangsa juga harus diawasi dalam pergaulan dan di mana serta kepada siapa mereka belajar agama. Karena bagaimana pun, orang dekat, termasuk teman dan sahabat, akan mempengaruhi paham keagamaan seseorang.
Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya sudah mengingatkan bahwa seseorang, cepat atau lambat, akan terpengaruh dengan orang-orang yang sering ia ajak berinteraksi. Begitu juga tempat pengajian di mana di situlah terjadi interaksi, baik dengan teman maupun yang menyampaikan kajian.
“Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya," kata Gus Yusuf menyampaikan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad ini.
Maka sebagai orang tua sudah seharusnya tahu siapa yang menjadi teman dekat putra-putrinya. Jika yang berada di sekitarnya memiliki paham moderat dalam beragama, maka akan moderatlah dia. Jika sebaliknya, maka ini akan merepotkan orang tua.
"Maka kita harus berhati-hati agar semua bisa selamat, bahagia, dan tidak merepotkan orang lain," pungkas Gus Yusuf.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua