Daerah

Bermodal Rp 10 Juta, Koperasi Muamalat NU di Subang Kini Beromzet Rp 4 Miliar

Jumat, 9 Oktober 2020 | 07:30 WIB

Bermodal Rp 10 Juta, Koperasi Muamalat NU di Subang Kini Beromzet Rp 4 Miliar

KH Sirojul Munir (kanan) mengatakan, KSP Muamalat NU sejak 2018 telah menjadi Koperasi Mualamat Nahdlatul Ulama. (Foto: Dok. KMNU Kasomalang Subang)

Subang, NU Online
Koperasi Muamalat Nahdlatul Ulama Kasomalang, Subang, Jawa Barat terhitung sukses dalam mengelola keuangan umat. Sebab, koperasi yang didirikan oleh para pengurus MWCNU setempat hanya bermodal Rp 10 juta. Kini, koperasi itu sudah memiliki omzet sebesar Rp 4 miliar lebih. 


“Asumsi ini berdasar Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-7 yang digelar pada Januari kemarin. Saat itu pengurus melaporkan sudah memiliki omzet sebesar Rp 3,9 miliar. Maka otomatis sekarang jadi 4 miliar,”ungkap Rais MWCNU Kasomalang KH Sirojul Munir.


Kiai Siroj menyampaikan hal tersebut usai mengisi kegiatan Sosialisasi KSP Muamalat NU Kasomalang kepada para pengurus PC Muslimat NU Subang di Kantor PCNU setempat, Rabu (7/10). 


Ia menceritakan, sejarah berdirinya Koperasi Muamalat NU ini dimulai pada 2012 menyusul pemekaran Kecamatan Kasomalang dari Kecamatan Cisalak. Sejak itu, ia bersama beberapa kiai NU yang ada di Kasomalang melakukan konsolidasi untuk segera mendirikan MWCNU di kecamatan tersebut.


“Dari konsolidasi tersebut muncul gagasan agar MWCNU Kasomalang memiliki lembaga perekonomian umat untuk kemandirian Nahdliyin. Maka, didirikanlah BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dengan modal Rp 10 juta yang diperoleh dari urunan pengurus,”ungkap Wakil Katib PCNU Subang itu. 


Masih pada tahun yang sama, lanjut dia, pengelolaan BMT MWCNU Kasomalang dinilai kurang maksimal maka setelah melakukan berbagai pertimbangan akhirnya para pengurus bersepakat untuk mengubah nama BMT menjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Muamalat NU Kasomalang.


“BMT dan koperasi menurut kami isinya tidak jauh beda oleh karena itu namanya diubah menjadi Koperai Simpan Pinjam (KSP) Muamalat NU dan pada tahun 2013 kami langsung mengurus perizinan koperasi ini ke pemerintah,”imbuh pria yang lebih sering dipanggil Kiai Iod ini.


Agar profesional, sambungnya, MWCNU Kasomalang merekrut seseorang yang ahli dalam mengelola koperasi dan beberapa pegawai, para pegawai ini bekerja secara profesional dan digaji sesuai dengan kemampuan berdasarkan pada sirkulasi keuangan.


“Pada awalnya sistem gaji bertahap sesuai dengan kondisi keuangan, namun sejak adanya peningkatan omzet hingga saat ini gaji mereka sudah di atas UMR Subang,” kata pria yang juga salah satu Dewan Syariah Koperasi Muamalat NU ini.


Pada 2018, lanjut dia, KSP Muamalat NU Kasomalang mengubah namanya menjadi Koperasi Muamalat NU yang di dalamnya terdapat Koperasi Konsumen Barang, Jasa, dan Simpan Pinjam dengan cara pengelolaan sistem keuangan syariah dalam ikatan atau hubungan bisnis.


“Walaupun namanya mengalami beberapa kali perubahan namun sejak awal sampai sekarang kita tetap menggunakan sistem syariah,” tandasnya.


Omzet Meningkat
Diceritakan Kiai Iod, untuk meningkatkan partisipasi anggota atau nasabah, saat itu KSP Muamalat NU Kasomalang meluncurkan ‘kotak ajaib’, yaitu sebuah kotak kecil yang diberikan kepada para anggota untuk diisi setiap hari dan dalam waktu tertentu dibuka kemudian dicatat sebagai tabungan.


“Kami menyebutnya kotak ajaib karena dengan keajaiban kotak ini omzet koperasi semakin meningkat. Kotak ajaib ini kami pesan dari pengrajin kayu yang ada di Kasomalang,”ujarnya.


Kiai Iod menambahkan, para kolektor akan bergerak ke rumah-rumah nasabah untuk membuka kotak ajaib dan menghitung jumlah uang yang ada dalam kotak tersebut dengan disaksikan oleh nasabah.


“Setelah dihitung dan disaksikan bersama, kolektor mencatat angkanya dan dimasukkan dalam tabungan nasabah,” jelasnya.


Menurut Kiai Iod, Koperasi Muamalat Nahdlatul Ulama saat ini sudah memiliki lebih dari seribu anggota yang tersebar di berbagai daerah. Mayoritas anggotanya adalah warga NU yang ada di wilayah selatan Subang.


“Kami sangat terbuka dengan siapapun yang ingin bergabung dengan Koperasi Muamalat Nahdlatul Ulama. Sebab, sudah ada anggota koperasi yang berdomisili di luar Kabupaten Subang,” pungkasnya. 


Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori