Daerah

Cara agar Tetap Sehat di Musim Pancaroba

Kamis, 21 November 2019 | 00:30 WIB

Cara agar Tetap Sehat di Musim Pancaroba

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, dr H Ahmad Farich. (Foto: NU Online/Muhammad Faizin)

Bandarlampung, NU Online
Saat ini kemarau panjang masih dirasakan oleh masyarakat di Indonesia. Intensitas hujan yang sangat rendah mengakibatkan beberapa daerah dilanda kemarau. Akibatnya masyarakat harus dengan susah payah mendapatkan pasokan air bersih.
 
Selain dampak alam yang dirasakan akibat kemarau, dampak kesehatan juga terasa selama musim kemarau ini. Kondisi ini menuntut masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dan memperhatikan pola hidup dalam melewati musim kemarau. Apalagi saat ini sudah mulai menghadapi musim hujan, masyarakat harus waspada dalam suasana pancaroba ini.
 
Menurut dr H Ahmad Farich, ada dua hal penting yang harus diperhatikan masyarakat di musim kemarau. Pertama adalah senantiasa mencukupi asupan cairan dengan minum yang cukup sehingga tidak terserang dehidrasi (kekurangan cairan).
 
"Hindari debu. Saat ini kasus diare tinggi karena makanan terkontaminasi oleh debu yang berasal dari berbagai kotoran. Jadi pola makannya harus benar-benar bersih," kata Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung ini sembari menjelaskan tentang poin kedua.
 
Sementara menghadapi musim pancaroba, pria yang juga merupakan Rektor Universitas Malahayati, Lampung ini mengingatkan bahwa saat itu tubuh membutuhkan adaptasi dengan perubahan lingkungan. Sehingga di awal musim penghujan, masyarakat sebaiknya tidak terkena hujan dalam intensitas yang tinggi.
 
"Jadi jor-joran hujan-hujanan. Karena mungkin merasa adem terus menikmati hujan-hujanan. Terutama anak-anak dan orang tua. Kalau yang remaja biasanya lebih tahan," jelasnya kepada NU Online, Rabu (21/11).
 
Makanan saat musim pancaroba juga harus diperhatikan. Bukan karena debu lagi yang mengkontaminasi makanan, namun karena hewan seperti lalat dan serangga lainnya.
 
"Sampah-sampah di musim hujan akan lembab sehingga mengakibatkan lalat senang hinggap dan terbang dari sampah ke makanan," katanya.
 
Ia juga menjelaskan bahwa air hujan bisa mempengaruhi kesehatan tubuh disebabkan oleh intensitas air hujan itu sendiri. Pada musim pancaroba banyak terjadi masyarakat yang jatuh sakit karena memang tubuh butuh beradaptasi.
 
"Bukan karena air hujan yang pertama. Hujan kedua dan selanjutnya juga bisa menyebabkan sakit jika intensitas hujan-hujanannya tinggi," jelas dr Farich menjelaskan tentang efek air hujan.
 
Menurutnya di beberapa daerah memang bisa terjadi yang dinamakan hujan asam yang sangat tidak baik untuk kesehatan. Hujan jenis ini menurutnya sering terjadi di daerah yang tingkat polusinya tinggi.
 
"Jadi memang penyakit yang terjadi pada musim hujan lebih banyak diakibatkan belum siapnya tubuh beradaptasi dan ditambah dengan intensitas kehujanan yang tinggi dan dari makanan yang tidak bersih," pungkasnya.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin