Daerah

Dekan Fakultas Hukum Unej: Korupsi Akar Masalah Bangsa Ini

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 12:45 WIB

Dekan Fakultas Hukum Unej: Korupsi Akar Masalah Bangsa Ini

Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember (Unej) Nurul Ghufron (Aryudi Razak/NU Online)

Jember, NU Online 
Korupsi  sungguh mengerikan. Daya rusakya sangat dahsyat. Bahkan akar utama dari semua persoalan di negeri ini adalah korupsi. Korupsi bidang ekonomi melahirkan inefisiensi, usaha berbiaya tinggi, tidak fair, dan tatakelola menjadi rusak. Sedangkan korupsi di bidang hukum mengakibatkan hukum yang semestinya melahirkan keadilan malah mempertontonkan ketidak adilan, penyalahgunaan wewenang dan sebagainya.

“Ini semua karena korupsi. Semua sektor kehidupan menjadi hancur.  Dan bukan tidak  mungkin ketidakadilan yang menumpuk  akan menjadi  pemicu keretakan dan kehancuran bangsa,” jelas Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Jember (Unej) Nurul Ghufron di kantornya, di Jember, Jawa Timur, Sabtu (24/8).

Menurut Dewan Ahli ISNU Kabupaten Jember ini, akar korupsi di Indonesia berawal dari rusaknya sistem politik.  Sistem politik full cost, yaitu kebiasaan penyediaan uang yang mesti disetorkan untuk menduduki jabatan tertentu merupakan biang keroknya korupsi. Dari situlah  korupsi  bersemai.  Sebab hampir pasti kelak, target utama saat dia menduduki jabatan yang dibelinya, adalah mengembalikan modal bagaimanpun caranya.

“Ini yang akhirnya menumbuhkan korupsi di semua lini. Dan saya kira akar ini (rusaknya sistem politik) yang mesti kita tangani dulu,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Ghufron, yang harus dilakukan adalah menggugah kesadaran setiap komponen anak bangsa bahwa korupsi adalah masalah bersama. Tidak bisa dibiarkan karena korupsi merusak sistem. Ketika sistem sudah rusak, maka di situlah korupsi menjadi budaya. Selain itu, untuk memberntas korupsi perlu dukungan segenap lapisan masyarakat. Sehebat apapun KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tentu tidak bisa bekerja sendirian. 

“KPK harus bersinergi dengan  semua pihak dan bersama masyarakat. Tanpa mereka maka KPK hanya menggantang asap, tidak maksimal dalam memberantas korupsi,” urainya.

Nurul Ghufron  merupakan salah satu dari 20 nama yang lolos seleksi calon pimpinan KPK  setelah menjalani tes profile assesment, Jumat (23/8). Ketua Mahasiswa Ahli Thoriqoh Annahdliyah (MATAN) Cabang Jember, Jawa Timur menyebut dirinya sebagai kerikil kecil di antara mutiara-mutiara yang dilahirkan dari rahim NU.

“Karenanya mohon doa dan dukungannya semoga ini dapat menjadi ladang amaliyah  untuk pengabdian kepada jam’iyah NU dan Indonesia pada umumnya,” pungkasnya.

Pewarta: Aryudi AR
Editor: Abdullah Alawi