Di Balik Tradisi Meuleumak ala Negeri Lamkawe Pidie Aceh
NU Online · Ahad, 8 Mei 2022 | 10:00 WIB

Para pemuda di Kecamatan Kembang Tanjung, Pidie, Aceh berkumpul dan makan bersama dalam tradisi meuleumak. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Pidie, NU Online
Setiap tiba lebaran Idul Fitri masyarakat Pidie, Provinsi Aceh memiliki tradisi untuk media ukhuwah dan silaturahim, salah satunya keunduri meuleumak.
Tgk Edi Kurniawan, aktivis Nahdlatul Uama di MWCNU Kembang Tanjung Kabupaten Pidie mengatakan kenduri meuleumak merupakan semacam acara makan bersama dengan membuat menu makan nasi khas leumak dan uang berasal dari pemuda dan perantauan.
"Fenomena tersebut sebagaimana yang pernah dilakukan dan dilakoni para pemuda Gampong Lamkawe Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie," ungkap Tgk Edi Kurniawan Nahdliyin Pidie kepada NU Online, Sabtu (7/5/2022).
Ia mengatakan para pemuda yang pernah belajar di Dayah Baldatul Mubarakah al-Aziziyah Kembang Tanjung misalnya, di sana setiap lebaran memasak makanan khas atau dikenal dengan meuleumak untuk santapan bersama semua kalangan masyarakat.
Tgk Edi mengungkapkan tanpa terasa kini telah berada di hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh atau dikenal bulan silaturahim. Umat Islam saling merajut kembali nilai ukhuwah di antara sesama. "Setidaknya itulah makna dari kegiatan para pemuda Gampong Lamkawe dalam acara meuleumak," ungkapnya.
Menurutnya, pemuda Lamkawe sudah menjadikan acara meuleumak yang diprakarsai para pemuda gampong dan perantau sebagai agenda tetap tahunan. Minimal setahun sekali, setidaknya rasa ukhuwah dan kebersamaan terajut lewat momentum ini.
Sementara itu, Tgk. Zaharullah Sekertaris PC Ansor Pidie Jaya mengatakan semua elemen masyarakat baik pemuda, tokoh masyarakat, juga para anak-anak berperan penting menguatkan tradisi yang baik di momentum Idul Fitri.
"Kami berharap pemuda itu agent of change (agen perubahan) dalam kebaikan dan perbaikan masyarakat serta menjadi motor penggerak dalam merekatkan ukhuwah dan persatuan," sambungnya.
Ia menambahkan tradisi meuleumak adalah sebuah langkah maju dan harus dipertahankan. Sangat banyak nilai pendidikan yang dapat dipetik dari acara meuleumak tersebut.
Tgk. Zaharullah yang juga dosen STIS Ummul Ayman Meurueudu menambahkan, dengan tradisi meuleumak itu akan menumbuhkan semangat ukhuwah dan silaturahim antara para warga perantauan dengan non-perantauan.
"Tradisi meuleumak harus dilestarikan dan ini sebagaimana yang pernah dilakukan masyarakat Lamkawe Kecamatan Kembang Tanjung Kabupaten Pidie dan sungguh banyak hikmah di balik tradisi meuleumak tersebut," ujarnya.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua