Daerah

Di Sumbar, Katib Aam PBNU: Warga NU Harus Perkuat Ciri Ke-NU-an

Rabu, 21 September 2022 | 09:00 WIB

Di Sumbar, Katib Aam PBNU: Warga NU Harus Perkuat Ciri Ke-NU-an

Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori saat memberikan sambutan pada kegiatan Strategi Penguatan Nahdlatul Ulama (NU) di Sumatra Barat, Senin (19/9/2022) malam di Hotel UNP Padang.

Padang, NU Online

Warga Nahdlatul Ulama harus memperkuat ciri-ciri NU itu sendiri, mulai dari aqidah an-nahdliyah, fikrah an-nahdliyah, amaliah an-nahdliyah, hingga tarbiyah an-nahdliyah. Dengan begitu, diharapkan ke depan, NU bisa berbuat lebih banyak untuk kemaslahatan umat di dunia ini.


Demikian diungkapkan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori pada kegiatan Strategi Penguatan Nahdlatul Ulama (NU) di Sumatra Barat, Senin (19/9/2022) malam di Hotel UNP Padang.


Menurut Kiai Said Asrori, aqidah akan menentukan seseorang mau selamat atau celaka, bahagia atau sengsara. Banyak pihak mengklaim Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), tetapi dalam praktiknya tidak sejalan dengan nilai-nilai Aswaja. Karenanya, NU memiliki Aswaja sendiri yang dinamakan Aswaja an-Nahdliyah.


"Fikrah an-Nahdliyah merupakan kerangka berpikir yang dikembangkan NU. Seperti tidak bisa memaksa orang lain untuk masuk Islam, masuk NU. Harus menjaga kemajemukan yang ada di Inonesia ini. Apalagi di Indonesia setidaknya terdapat 717 suku yang tentu memiliki keragaman," kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thullab, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah itu.


Selanjutnya, amaliyah an-nahdliyah sejalan dengan kearifan lokal, yang dimiliki masing-masing daerah. Artinya, amaliah dan tradisi NU itu sudah ada dan tumbuh berkembang selama ini di tengah dihormati.


Menurutnya, harakah (gerakan) NU harus dimulai dari sekarang yang lebih masif.  Harakah tersebut tidak boleh berhenti, tapi terus berjalan. Sementara tarbiyah (pendidikan) NU juga perlu mendapat perhatian serius bagi NU di Sumatera Barat.


Saat ini sudah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumatera Barat yang harus dibesarkan oleh warga NU Sumbar. Warga NU di Sumbar tentu punya kewajiban membesarkan UNU tersebut dengan menjadikannya pilihan untuk melanjutkan pendidikan tinggi.


Ketua PWNU Sumbar Prof Ganefri sebelumnya menyampaikan, fikrah NU yang tidak berpikir sektarian perlu terus dikembangkan. Suasana Sumatera Barat yang berbeda karena pola pikir yang juga sudah berubah. Pola pikir yang tidak sectarian tersebut dapat dirubah dengan NU sehingga lebih menghargai perbedaan di tengah masyarakat.


"NU terus membangun komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Hal ini sejalan dengan kebijakan PBNU yang selalu membangun komunikasi dengan pemerintah. Kepada masing-masing PCNU juga diminta membangun komunikasi dengan pemerintahan setempat dalam menjalankan program kerjanya," kata Ganefri yang juga Rektor Universitas Negeri Padang ini.


Dikatakan Ganefri, NU Sumatera Barat terus tumbuh dan berkembang. Berbagai kegiatan diselenggarakan, termasuk pengaderan, konsolidasi dari pengurus wilayah sampai ke tingkat pengurus ranting.


Selain Katib Aam, Kegiatan Strategi Penguatan NU di Sumatera Barat dihadiri Katib KH Muhyidin Thohir, A'wan Prof Asasriwarni, dan Wakil Bendahara Umum Azwandi Rahman. Hadir pula Rais Syuriah PWNU Hendri, Katib Joben, Sekretaris PWNU Sumbar Tan Gusli, pengurus PCNU se-Sumbar, ketua lembaga dan ketua badan otonom Sumbar.

 

Kontributor: Armaidi Tanjung
Editor: Syakir NF