Daerah

Dianggap Kurang Serius Tangani Banjir, Massa Demo Bupati Gresik

Sabtu, 11 Januari 2020 | 02:30 WIB

Dianggap Kurang Serius Tangani Banjir, Massa Demo Bupati Gresik

Massa meluruk kantor Bupati Gresik mempersoalkan penanaganan banjir yang tidak serius. (Foto: NU Online/M Jauhari U)

Gresik, NU Online
Sejumlah elemen masyarakat kawasan Benjeng, Gresik, Jawa Timur bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merasa kecewa dengan penanganan banjir di kawasan setempat. Karena itu mereka meluruk kantor bupati untuk menyampaikan aspirasi agar kejadian yang merugikan warga tersebut dapat tertangani dengan baik.
 
M Fathur dari PMII saat berorasi menyampaikan bahwa sikap Pemerintah Kabupaten Gresik tidak bisa dibiarkan seperti saat ini. Harus ada yang berani menyuarakan agar pemerintah lebih mendengar dan memperhatikan.
 
"Pemerintah tidak bisa dibiarkan menutup mata begitu saja. Mereka harus melihat dan segera melakukan tindakan karena persoalan ini sudah berlarut-larut,” kata Fathur, Kamis (9/1).
 
Dalam orasinya, mahasiswa STAI Al-Azhar Menganti tersebut mengemukakan bahwa pemerintah setempat tidak serius dalam pembebasan lahan. Hal ini berakibat pelebaran dan normalisasi Kali Lamong tidak segera dapat direalisasikan.
Yang kedua, dirinya menyoroti tidak meratanya infrastruktur yang berada di daerah Gresik Selatan. 
 
“Karena pemerintah menomor sekiankan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Gresik Selatan yakni permasalahan Kali Lamong. Pemerintah hanya mementingkan infrastruktur yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan primer atau prioritas masyarakat,” tegasnya.
 
Karena itu, massa mendesak pemerintah segera merealisasikan normalisasi dan pemerataan irigasi sungai Kali Lamong, termasuk membentuk tim pelaksana normalisasi.
 
Disampaikannya, banjir yang berasal dari Kali Lamong melanda kawasan Benjeng setiap musim hujan datang. Kali Lamong merupakan sungai yang berasal dari pegunungan Kendeng Desa Kedung Kumpul Kecamatan Bluluk Lamongan yang mendapat aliran dari 3 sungai besar yang bermuara di Gresik  yaitu sungai Brantas di selatan, Kali Lamong di tengah dan sungai Bengawan Solo yang melewati Gresik bagian utara. Akibatnya, penduduk di sekitar daerah tersebut rawan terdampak banjir. 
 
“Selain Kecamatan Benjeng, banjir sekarang juga melanda 3 kecamatan lain, yakni Menganti, Kedamean dan Cerme,” ungkapnya.
 
Sebelum menyampaikan tuntutan, PMII bersama Aliansi Pemuda Gresik Sepatan (APGS) menggelar rapat pada Ahad (5/1) di Balai Kecamatan Benjeng.
Sejumlah tuntutan akhirnya disampaikan pada aksi yang berlangsung di halaman kantor bupati. Dan sejumlah aspirasi tersebut diterima dan segera dilaksanakan sesuai harapan massa.
 
Aksi demonstrasi ditemui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat. Di antara Bupati Gresik, Sambari Halim, Wakil Bupati Gresik, Moh. Qosim, Ketua DPRD Gresik, Ahmad Yani, dan Kapolres Gresik, Kusworo Wibowo.
 
 
Kontributor: M Jauhari Utomo
Editor: Ibnu Nawawi