Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman
NU Online · Ahad, 30 Agustus 2015 | 01:00 WIB
Yogyakarta, NU Online
Pimpinan Wilayah Fatayat NU DI Yogyakarta bekerja sama dengan King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) mengadakan acara Lokakarya Pemudi Antariman dengan tema "Mengelola Keberagaman Agama bagi Pemudi Antariman Di Yogyakarta, Indonesia" pada 28-29 Agustus 2015 di Villa Mawar Asri, Kaliurang Barat, Kaliurang, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,.
<>
Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia, yang hampir semua etnis dan agama dengan segala denominasinya, hidup dan berkembang. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata, separuhnya hampir dihuni oleh anak muda yang datang dari berbagai penjuru Nusantara untuk belajar dan mengembangkan diri. Hal tersebut menyebabkan dinamika kehiduapan sosial, budaya dan agama sangat tinggi, dan pada gilirannya meningkatkan potensi konflik, bahkan bisa jadi merambat menjadi kekerasan di DIY. Hal itu sudah terbukti dalam empat tahun terakhir ini, kekerasan atas nama etnis dan agama semakin meningkat di Yogyakarta.
Dalam rangka itulah, diperlukan intervensi untuk mengantisipasi dan memastikan kekerasan atas nama agama tidak terulang lagi, khususnya intervensi bagi para perempuan muda lintasagama. "Usia muda merupakan masa sangat produktif, para perempuan muda akan bereproduksi, merawat dan mendidik anak-anak dan juga berkarier dan mengembangkan diri di lingkungan dan tempat kerja mereka. Inilah alasan diadakannya acara loka karya." Kata Wiwin Siti Aminah, Ketua panitia sekaligus fasilitator dalam acara tersebut.
Acara ini pun bertujuan memberikan kesempatan kepada para pemudi lintas iman untuk bertemu, mengenal satu sama lain dan berbagi pengetahuan serta pengalaman. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran mengenai realitas dinamika kemajemukan masyarakat dan pentingnya mengelola keberagaman agama dengan dialog sebagai sebuah kekuatan bersama dalam menciptakan perdamaian. Seperti penjelasan ketua Fatayat NU DIY, Mustaghfiroh Rahayu "selain itu, acara ini untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya peran perempuan dalam proses dialog antariman di Yogyakarta."
Acara ini tidak berhenti hanya pada lokakarya saja, namun ada tindak lanjut selama empat kali pertemuan serta mengadakan kunjungan di lima tempat yakni Pesantren, Vihara, Hare Krishna, Katolik Seminari, dan Gereja Kristen Jawa. PW Fatayat NU DIY berharap dengan kegiatan ini senafas dengan gerakan Islam Nusantara yang sedang menjadi pembahasan di kancah nasional maupun internasional. (Muyassaroh/Mahbib)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua