Daerah

Gandeng Banyak Elemen, ISNU Sidoarjo Perkuat Pendidikan Karakter 

Senin, 30 September 2019 | 07:30 WIB

Gandeng Banyak Elemen, ISNU Sidoarjo Perkuat Pendidikan Karakter 

Workshop penguatan pendidikan karakter oleh PAC ISNU Sukodono, Sidoarjo. (Foto: NU Online/Ibnu Nawawi)

Sidoarjo, NU Online
Kesinambungan program adalah hal penting dalam penguatan organisasi. Ini juga yang menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo, Jawa Timur di ajang NU Jatim Award 2019. 

Sejak 2017, bersama Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Sukodono, PC ISNU Sidoarjo telah mengadakan workshop Kurikulum 2013 secara bertahap sesuai kelas yang diberlakukan. 

Dan beberapa waktu berselang, bertempat di kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sukodono untuk workshop serupa bagi kelas 6 yang diikuti puluhan peserta. 

Dalam sambutannya, Ketua MWCNU Ma'arif Sukodono Suharsono menyampaikan harapan agar informasi terkait perkembangan Kurikulum 2013 juga dirasakan oleh guru-guru kelas 6. 

"Meskipun saya yakin sudah dapat informasi dari teman-teman, tapi tidak ada salahnya jika para guru menerima langsung dari sumbernya," tutur Wakil Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) ISNU Sukodono tersebut, Ahad (29/9). 

Ketua PAC Sukodono, M Sholihuddin menambahkan jika kapasitas narasumber yang juga Ketua PC ISNU Sidoarjo tidak diragukan. “Karena selaku Widyaiswara sudah berpengalaman dalam kediklatan. Karena itu kita berharap ilmu yang diterima bisa diamalkan,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua PC ISNU Sidoarjo H Sholehuddin menyambut baik kegiatan ini. Ada beberapa isu yang harus menjadi perhatian, salah satunya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). 

"Kalau orang luar saja bangga dengan Indonesia, kenapa orang Indonesia tidak bangga dengan negaranya. Ini bukti karakter nasionalisme bangsa melemah," tutur Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya itu. 

Karena itu dirinya berharap penumbuhan karakter harus dipupuk sejak dini. Apalagi saat ini media sosial yang bersifat provokatif makin marak. 

“Tentu ini menjadi tantangan berat bagi para guru. Dan tidak sedikit para guru justru ikut menyebarkan berita bohong yang bersifat provokatif,” keluhnya.
 
Dirinya mengingatkan bahwa peran guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Tidak sedikit peserta didik justru menjadikan guru sebagai tempat curah pendapat dan berkeluh kesah atas problematika yang dihadapi.
 
“Karenanya, para guru khususnya dari kalangan NU harus memiliki kepekaan terkait hal ini,” tandasnya.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Abdul Muiz