Daerah

Gus Yasin: Kamar Pribadi Mbah Maimoen Diserahkan ke Kiai Ubab

Sabtu, 17 Agustus 2019 | 22:00 WIB

Gus Yasin: Kamar Pribadi Mbah Maimoen Diserahkan ke Kiai Ubab

Gus Yasinn (kanan) usai ikuti upacara HUT RI di Rembang, Jateng

Rembang, NU Online
Usai berziarah ke makam ayahandanya KH Maimoen Zubair sekaligus menunaikan ibadah haji tahun 2019, KH Taj Yasin (Gus Yasin) langsung bertolak ke Rembang kembali ke Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Gus Yasin tiba di Rembang pada Jumat (16/8) sekitar pukul 21.00 wib.
 
Usai mengikuti upacara di Alun-alun kota Rembang Gus Yasin menjelaskan mengenai pesan Mbah Moen kepada dirinya mengenai wasiat tentang kamar pribadi Mbah Moen tidak boleh dibuka sebelum almarhum mangkat.
 
"Mbah Moen telah mewasiatkan kamar pribadinya untuk putra tertua Mbah Moen yaitu KH Abdulah Ubab (Gus Ubab). Ketika di hotel Jakarat sudah menyampaikan kepada saya secara khusus, bukan hanya sekali tetapi juga beberapa kali menyampaikan kepada saya," jelasnya, Sabtu (17/8).
 
Dikataan, Mbah Moen menyampaikan ke dirinya bahwa kamar pribadinya sudah diberikan kepada kakak tertua dan Mbah Moen mengingatkan agar jangan dibuka terlebih dahulu sebelum dirinya wafat.
 
"Ini pesan saya, kalau saya sudah gak ada (wafat, red) kamar itu baru boleh dibuka," kata Gus Yasin.

Dijelaskan Gus Yasin yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah itu, kamar tersebut sudah dibuka oleh pihak keluarga, utamanya penerima wasiat yakni Gus Ubab, setelah mendapatkan kabar duka wafatnya sang ayah.
 
"Usai menerima kabar duka dari Makkah Mbah Moen wafat, maka sesuai pesannya kamar pribadi Abah terus dibuka oleh penerima wasiat dengan disaksikan oleh seluruh keluarga yang ada di Sarang Rembang," ungkapnya.
 
Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, jika kamar pribadi Mbah Moen yang ditinggalkan tersebut sudah tersusun secara rapi, berisi kitab-kitab ilmu agama. Selain itu, terdapat wasiat Mbah Moen berupa nasehat untuk keluarga dan bangsa Indonesia.
 
Namun, Gus Yasin enggan menyebutkan secara rinci apa saja yang diwasiatkan ulama karismatik yang dimiliki bangsa Indonesia itu. 
 
“Sudah saya buka, kemarin pas Mbah Moen gak ada langsung kita buka, banyak tertulis wasiat beliau yang sudah ditata rapi. Kalau wasiat Abah banyak, kalau wasiat untuk masyarakat Indonesia itu menjadi negara yang maju, negara panutan," bebernya.
 
"Mbah Moen berkeinginan Indonesia menjadi negara yang damai. Karena, para nenek moyang bangsa Indonesia adalah pemilik simbol-simbol perdamaian. Sehingga banyak yang ingin singgah," imbuh Gus Yasin.  

Dirinya pernah mendengar dari Mbah Moen, Negara Indonesia ini sebenarnya islam, kalau dulu sebelum nabi itu tidak islam tauhid itu sudah ada di Indonesia. Karena dulu Indonesia diduduki oleh orang-orang tauhid dahulu sebelum islam. Dan orang di Indonesia adalah bangsa tidak ingin konflik, maka mereka hijrah di Indonesia. 
 
"Ayo, orang nenek moyang kita yang memiliki simbol yang tidak ingin berkonfilk sudah mendiaminya Indonesia, maka konflik itu harus dihentikan, itu pesan Mbah Moen,” pungkasnya. (Ahmad Asmui/Muiz)