Daerah

Hadapi Corona, Berdoalah dengan Keyakinan yang Mantap

Rabu, 11 Maret 2020 | 06:30 WIB

Hadapi Corona, Berdoalah dengan Keyakinan yang Mantap

Pembacaan doa menolak penyakit di sela-sela acara Peringatan Harlah ke-97 NU dan Isra’ Mi’raj di halaman kantor PCNU Jember, Jawa Timur, Selasa (10/9) malam. (Foto: Nu Online/ Aryudi AR)

Jember, NU Online
Virus corona berhasil mengacaukan dunia. Sejumlah negara maju dan berkembang dibuat panik karenanya, termasuk negara-negara Islam. Mereka lupa bahwa yang menciptakan penyakit itu adalah Allah.
 
Hal tersebut diungkapkan oleh Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad saat memimpin pembacaan doa menolak penyakit di sela-sela acara Peringatan Harlah ke-97 NU dan Isra’ Mi’raj di halaman kantor PCNU Jember, Jawa Timur, Selasa (10/9) malam.
 
Menurut Kiai Muhyiddin, sesungguhnya sejak dulu beberapa virus baru telah muncul, dan menelan banyak korabn jiwa. Namun corona terbilang cukup heboh dan menggemparkan. Sehinga membuat masyarakat dunia panik bukan main.
 
“Itu tak lain karena saat ini media sosial juga ikut membantu menyebarkan kepanikan,” ucapnya.
 
Oleh karena itu, penulis beberapa buku Aswaja itu menganjurkan untuk selalu berdoa, memohon kepada Allah agar terhindar dari bahaya penyakit menular. Sebab, yang membuat penyakit itu Allah dan yang menularkan penyakit juga atas izin Allah.
 
“Sebagai umat yang beriman,  kita wajib berdoa kepada Allah, mohon perlindungan kepada-Nya. Selain itu, kita perlu menjaga kebersihan karena bersih itu pangkal sehat,” terangnya.
 
Kiai Muhyiddin menambahkan, sesungguhnya umat Islam setiap shalat Jumat selalu berdoa agar terhindar dari wabah penyakit menular. Dalam khutbahnya, khatib biasa berdoa yang diamini oleh jamaah Jumat. Diantara bunyi doanya adalah memohon kepada Allah agar umat Islam dijauhkan dari penyakit menular.
 
“Namun rupanya doa itu kurang diresapi, kurang yakin sehingga kita tetap panik ketika ditimpa cobaan penyakit dan sebagainya,” lanjutnya.
 
Ia menambahkan, kunci terkabulnya doa adalah keyakinan dari si pemohon (pembaca doa). Sebab, Allah itu tergantung bagaimana prasangka hamba-Nya. Di dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa Dia Maha Pengampun, Maha Penerima Tobat, dan siapapun dianjurkan untuk berdoa dan berdoa, dan Allah menjamin akan dikabulkan doa hamba-Nya.
 
“Tetapi bagaimana mau dikabulkan doa kita kalau kita tidak paham apa yang kita minta. Meski paham tapi tidak yakin dengan doa yang kita panjatkan. Berdoalah dengan keyakinan yang mantap agar dikabul oleh Allah ,” jelasnya.
 
Dalam kesempatan itu, Kiai Muhyiddin juga memimpin doa tolak penyakit menular yang diijazahkan oleh seorang kiai ternama. Selain itu, hadirin juga diberi amalan agar dibaca secara rutin guna menolak hinggapnya penyakit menular.
 
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin