Daerah HARI SANTRI 2019

Hari Santri, Saatnya Lawan Radikalisme dan Berita Bohong

Senin, 21 Oktober 2019 | 13:00 WIB

Hari Santri, Saatnya Lawan Radikalisme dan Berita Bohong

Ngaji kebangsaan dalam rangka Hari Santri di Kabupaten Tegal, Jateng (Foto: NU Online/Nurkhasan)

Tegal, NU Online
Momentum Hari Santri diperingati jajaran pengurus NU dari tingkat Pengurus Besar (PB) sampai Ranting Nahdlatul Ulama. Salah satunya yang dilakukan di Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Jawa Tengah. 
 
Berbeda dengan lainnya, bersama badan otonom (banom) NU, PRNU Ujungrusi mengadakan ngaji kebangsaan, Sabtu (19/10) malam di TPQ Darul Furqon Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna.
 
Kegiatan tersebut terlihat santai. Dengan menggunakan sarung dan peci layaknya para santri, mereka datang dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2019. 
Tak hanya acara seremonial, ngaji kebangsaan menghadirkan dengan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Tegal Didi Permana dan Ketua LTN NU Kabupaten Tegal yang juga Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Tegal M Fatkhurohman.
 
Bertema ’Peran Santri dalam Membentengi Faham Radikalisme dan Mempertahankan NKRI’, Didi Permana mengawali pembicaraanya dengan mengupas tentang santri dan faham radikalisme. Dia mengajak agar santri untuk tidak minder. Santri juga harus selalu mengamalkan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan aktif berorganisasi. 
 
”Saat ini mulai bermunculan organisasi baru dan justru menyalahkan organisasi yang sudah lama berdiri, khususnya NU. Padahal peran NU di bangsa ini sudah jelas. Munculnya fatwa resolusi jihad sebagai bukti bahwa santri, khususnya warga NU memiliki peran penting dalam kemerdekaan,” ungkapnya.
 
Dikatakan, yang perlu diwaspadai lagi adalah munculnya faham-faham radikalisme. Di mana mereka ingin merongrong bangsa ini dengan mengubah falsafah dan landasan negara yang sudah dibangun oleh para alim ulama. 
 
”Ini perlu diwaspadai. Caranya dengan membentengi kita sesuai dengan faham ahlussunnah waljamaah,” ucapnya.
 
Anggota DPRD Kabupaten Tegal itu juga mengajak kepada warga NU untuk memondokkan anaknya itu ke pesantren-pesantren yang dikelola oleh orang NU. Sebab, saat ini sudah banyak muncul pesantren-pesantren baru. 
”Kalau pesantren NU pasti di bawah naungan RMI,” imbuhnya
.
Dalam kesempatan itu, Ketua LTN NU Kabupaten Tegal M Fatkhurohman menyampaikan tentang peran santri sejak kemerdekaan sampai munculnya fatwa resolusi jihad. Di mana saat itu ternyata santri dan kiai sudah sangat berperan. Hanya saja dalam buku-buku sejarah tidak muncul atau terlewatkan. 
 
”Ternyata santri sudah memiliki peran dalam kemerdekaan ini. Karena itu, layak kalau kemudian ada hari santri sebagai hari besar nasional,” ungkapnya.
 
Dia juga menyampaikan soal pergeseran pertanyaan dari para orang tua wali santri saat ini. Di mana, sebagian orang tua saat ini saat akan memondokkan anaknya ke pesantren pertanyaannya adalah bagaimana tempat tidurnya, kenyamanannya, dan mungkin soal makannya. Sementara dulu, orangtua wali santri pertanyaan yang muncul itu lebih pada ilmu apa yang akan diajarkan dan siapa kiai atau guru yang akan mengajarkannya. 
 
”Dulu orang tua ingin anaknya, selain mendapatkan ilmu tapi juga mendapatkan barokah dari kiainya, namun sekarang ada yang berbeda,” ucapnya.
 
Karena itu, dia mengajak agar para santri untuk terus belajar dan belajar kepada ahlinya. Kemudian dapat diamalkan dengan cara menyampaikan kepada masyarakat, entah secara langsung atau melalui media sosial (medsos). 
 
"Saat ini zamannya medsos, banyak orang yang berilmu instan. Apa yang ada di medsos kemudian dipercaya kebenarannya, ini bahaya. Bisa muncul hoaks atau berita bohong, perlu dilawan berita bohong itu. Caranya dengan menunjukkan kebenaran. Saya yakin itu bisa dilakukan oleh para santri,” pungkasnya. 
 
Kontributor: Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz