Daerah

Hidup di Kota Besar, Tetaplah Pegang Teguh Aswaja

Selasa, 30 Juli 2019 | 09:15 WIB

Hidup di Kota Besar, Tetaplah Pegang Teguh Aswaja

Suasana Kajian Keislaman untuk Generasi Milenial di pelataran masjid Al-Barokah Kalisat, Ahad (28/7) malam.

Jember, NU Online

Tantangan remaja di era milenial ini cukup berat, terutama di kota-kota besar. Sebab kota besar menjadi jujugan dari berbagai kepentingan dan usaha, mulai dari usaha yang ecek-ecek hingga yang kelas kakap. Semua orang dengan latar belakang berbeda, juga menyerbu kota untuk mencari hidup.

 

Hal terebut disampaikan Koordinator Bidang Pengembangan Media dan Jaringan Pengurus Anak Cabang (PAC) ISNU Kalisat, Jember Jawa Timur, M Yusril Ezha Mahendra saat menjadi narasumber dalam Kajian Keislaman untuk Generasi Milenial di pelataran masjid Al-Barokah Kalisat, Ahad (28/7) malam.

 

Menurut Yusril, kota besar memang menjadi impian sebagian banyak remaja untuk bisa menuntut ilmu di situ. Sebab selain ada akses kehidupan yang luas, juga tersedia banyak fasilitas. Namun jangan lupa di kota besar potensi destruktif juga ada.

 

Oleh karena itu, ia berpesan jika kota besar sudah menjadi pilihan untuk menimba ilmu, maka pandai-pandailah menjaga diri. Jangan sampai terjerumus kedalam pergaulan yang salah, termasuk juga paham-paham radikal yang notabene tidak menghargai keanekaragaman.

 

“Kuncinya, ya tetap memegang teguh ajaran-ajaran Aswaja yang kalian pelajari di pesantren dan madrasah-madrasah,” urainya.

 

Di tempat yang sama, narasumber lain, David Ilham Yusuf menegaskan bahwa salah satu cara paling efektif untuk belajar Islam adalah mengambil hikmah dari kisah-kisah inspiratif. Semua kisah itu pasti mengajarkan tentang cinta, kasih sayang, saling menghormati, kerendahan hati, dan semangat untuk belajar tanpa henti.

 

“Namun di manapun dan kepada siapa pun kita belajar, hal paling utama yang harus ditanamkan pada diri adalah rasa syukur kepada Allah dan terima kasih tak terhingga kepada guru,” ujar David yang juga dosen Fakultas Dakwah IAIN Jember itu.

 

Kajian keislaman tersebut digelar setiap Ahad, hasil kerjasama PAC ISNU Kalisat, Remas Masjid Al-Barokah, IPNU, dan Pagar Nusa. Sasarannya adalah kaum milenial.

 

Kami ingin menyajikan kegiatan yang positif bagi generasi muda, ingin membentengi mereka dari ancaman pengaruh radikalisme,” tukas Ketua PAC ISNU Kalisat, Lora Ahmad Badrus Sholihin kepada NU Online. (Aryudi AR)