Daerah MAULID NABI

IPPNU Dringu Gelorakan Diba’iyah dari Ranting ke Ranting

Rabu, 21 Januari 2015 | 01:00 WIB

Probolinggo, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mempunyai cara tersendiri untuk turut serta menyemarakkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H. Salah satunya dengan menggelorakan pembacaan diba’iyah bersama dari ranting ke ranting secara bergantian.
<>
Pembacaan diba’iyah sendiri dilakukan secara istiqomah selama sebulan penuh. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Pengurus Ranting (PR) dan Pengurus Komisariat (PK) IPPNU di masing-masing ranting. Pembacaan diba’iyah sendiri dipandu oleh pengurus PAC IPPNU Kecamatan Dringu.

Ketua PAC IPPNU Kecamatan Dringu Anis Wulandari mengungkapkan pembacaan diba’iyah ini dilakukan sebagai bentuk rasa cinta kader IPPNU kepada Rasulullah SAW. Selain itu juga untuk melestarikan salah satu tradisi NU sesuai aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang saat ini sudah mulai kurang diminati oleh kalangan anak muda maupun pelajar.

“Seiring dengan perkembangan zaman, anak-anak muda mulai terbawa dengan arus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga mau tidak mau kami harus menyiasati bagaimana lagu yang dibawakan harus bervariasi agar tidak terkesan membosankan,” ujarnya, Senin (19/1).

Menurut Anis, anak muda saat ini suka yang berbau baru-baru. PAC IPPNU Kecamatan Dringu menyadari hal tersebut agar kalangan anak muda bisa tetap mengikuti perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan tradisi Aswaja.

“Jika dibaca dengan khusyu’ dan dihayati dengan maknanya, maka kita akan terasa sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, para pelajar bisa berperan aktif untuk bersama-sama melestarikan tradisi diba’iyah, terutama di bulan Maulid,” jelasnya.

Anis menambahkan bahwa pembacaan diba’iyah ini dilakukan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh PR IPPNU yang ada di Kecamatan Dringu. Dimana kegiatan tersebut juga diikuti oleh masyarakat yang ada di masing-masing ranting.

“Bagaimanapun juga pelajar harus mempunyai andil untuk bisa mengenalkan ciri khas NU dan syiar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) kepada masyarakat. Mudah-mudahan ke depan pelajar tidak hanya bisa menyampaikan teori saja, namun juga mampu mempraktekkannya sendiri dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)