Kader Ansor Way Kanan Turun Tangan Bersihkan Sampah Pasca-Harlah
NU Online · Selasa, 31 Januari 2017 | 01:02 WIB
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Muslimat NU Way Kanan memperingati hari lahir (Harlah) Ke-91 serta pelantikan pengurus di lapangan Pemkab Way Kanan, Senin (30/1). Acara yang dihadiri kurang lebih 5.000 jamaah itu praktis menyisakan sampah.
Sebelum meninggalkan lapangan, Kasatkorcab Banser Way Kanan Bambang Setiyo mengajak kader untuk membersihkan lapangan dari sampah bertaburan.
"Kami tidak hanya memerintah, tapi juga turun tangan. Sahabat Ketua GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto juga akan ikut memungut sampah bersama kita. Kita bersama-sama bergerak untuk kebaikan, termasuk menangani sampah yang berhamburan di lapangan," ujar Bambang.
Sampah berupa koran bekas untuk alas duduk, pastik bungkus snack dan jajanan dihimpun kader Ansor Way Kanan agar tidak berserakan dan menganggu pemandangan di lokasi kegiatan.
"Terima kasih kepada sahabat semua. Kita telah menunjukkan, bahwa kita adalah kader yang benar-benar kader, bukan sekedar berbaju organisasi tanpa berbuat. Kita tetap bertanggung jawab, setelah membantu perlengkapan, pemasangan bendera, tempat yang semula bersih dari sampah telah kita bersihkan. Semoga apa yang kita berikan menjadi amal ibadah," ujar Bambang lagi.
Selain membersihkan sampah, hal lain dibahas pasca-kegiatan ialah kaderisasi. "Hari ini, kaderisasi dilakukan di setiap kecamatan. Dan untuk bisa mengenakan seragam Ansor dan Banser saat ini tidak lagi asal pakai. Harus ada ujian dulu agar rasa memiliki organisasi semakin bertambah," kata Kasatkorcab Banser Way Kanan itu lagi. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua