Daerah

Kader IPNU di Mojokerto yang Ditemukan Meninggal Dikenal Penyabar

Kamis, 24 November 2022 | 06:00 WIB

Kader IPNU di Mojokerto yang Ditemukan Meninggal Dikenal Penyabar

Almarhum Ahmad Hasan Muntolip (tengah) dikenal sebagai aktivis IPNU di Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Yulia Novita Hanum)

Mojokerto, NU Online 
Sejumlah media mewartakan bahwa telah ditemukan mayat bersimbah darah di tepi jurang kawasan Sendi, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (23/11/2022). Diduga kuat sebagai korban pembunuhan. 
 

Informasi yang dihimpun, korban ternyata bernama Ahmad Hasan Muntolip dan merupakan Pengurus Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Ia juga terkenal aktif di organisasi yang berada di bawah naungan NU itu.


Sontak saja, kabar ini membuat PAC IPNU dan IPPNU Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto berduka. Bagaimana tidak, Hasan meninggal dunia dengan tragis seusai bekerja karena pembunuhan. Informasi dari beberapa sumber, dirinya ditemukan oleh seorang warga yang tengah mencari rumput di semak-semak jalur Pacet-Cangar, Mojokerto terbungkus tikar plastik. Lokasi penemuan mayat persisnya di dekat rest area Sendi, Desa/Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.


Ketua PAC IPNU Mojosari, Ardian Puguh Suseno membenarkan kalau Hasan dikenal sebagai aktivis di IPNU. Karena itu, dirinya sangat berharap pihak kepolisian dapat secepatnya mengungkap kejadian tersebut.


"Kita mendesak aparat kepolisian segera mengusut tuntas dan memberikan kepastian hukum terhadap para pelaku pembunuhan saudara kita Hasan," tegas Puguh.


Sedangkan Pembina PAC IPNU Kecamatan Mojosari, M Diki Candra mengatakan, bahwa almarhum tercatat telah lulus dalam jenjang pengkaderan Masa Kesetiaan Anggota atau Makesta. Dan sejak itu almarhum dikenal sebagai pegiat organisasi. Hal tersebut dibuktikan telah dikukuhkan sebagai anggota bidang kaderisasi IPNU setempat untuk masa khidmat 2019-2021.


“Kejadian yang begitu cepat terjadi membuat keluarga besar PAC IPNU sangat kehilangan,” katanya. 


Dirinya mengemukakan bahwa sosok almarhum sebagai pejuang. Karenanya menyampaikan duka mendalam mengingat almarhum dikenal sebagai orang baik. 


“Ikatan yang telah terbentuk dengan baik tidak akan terpisahkan walaupun sampai akhir dunia nanti,” katanya.


Sedangkan Ketua PAC IPPNU Kecamatan Mojosari, Mita Mai Yutanti menambahkan, semuanya merasa kehilangan sosok almarhum. Karena selalu menyempatkan waktu dalam berorganisasi. Hasan juga dikenal sebagai pribadi yang murah senyum, ringan tangan dalam berorganisasi, tidak pernah mengeluh, serta pendiam. Dengan demikian, kepergiannya menyisakan duka mendalam bagi banyak kalangan.


“Saya bersaksi, bahwa dia adalah orang yang baik, sabar dan qanaah. Dalam bekerja pun dia orang yang sangat jujur,” ujarnya.


Penjelasan hampir sama disampaikan rekan sejawat. Dwi Ninik Sukowati mengatakan bahwa Hasan merupakan kader aktif. Bahkan, kehadirannya mampu menjadi penyemangat kader lain dalam berkhidmat.


“Setiap ada pertemuan dan kegiatan, Hasan selalu mengusahakan untuk hadir dan berpartisipasi,” ungkapnya.


Menurutnya, apa yang menimpa Hasan tentu tidak diharapkan. Apalagi dalam keseharian, almarhum dikenal sosok pendiam, tentu kondisi ini demikian memukul keluarga korban.


“Semoga dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua,” harapnya.

 

Kontributor: Yulia Novita Hanum

Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi