Daerah MAULID NABI

Katib Aam PBNU Ajak Muhasabah untuk Perbaiki Diri

Jumat, 8 Februari 2013 | 16:00 WIB

Yogyakarta, NU Online
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar peringatan Maulid Nabi dan Sarasehan di Aula Pesantren As-Shofie Nologaten Yogyakarta, Kamis malam (7/2/2013). 
<>
Katib Aam PBNU, Dr KH A Malik Madany MA dalam kesempatan tersebut memaparkan bahwa setidaknya ada dua hal yang dapat dipetik dari peringatan maulid nabi. Pertama,  menunjukkan rasa cinta kita kepada Nabi. Salah satu bukti bahwa kita cinta kepada Nabi adalah dengan memperbanyak puji-pujian, baca shalawat, seperti yang dilakukan sahabat-sahabat PMII. 

“Kedua, pengajian maulid nabi dapat dijadikan momentum muhasabah. Bagaimana kita menjadi umat yang taat,” papar Pak Malik, panggilan akrab beliau.

Menurut Pak Malik, muhasabah sangat penting karena selama ini perilaku masyarakat cenderung arogan, tidak mengakui kelemahan diri. 

“Sekarang ini kita kurang melakukan muhasabah, cenderung mencari kesalahan orang lain Contohnya seperti yang dilakukan salah satu partai yang pemimpinnya tertangkap KPK, kemudian bilang bahwa penangkapan tersebut adalah konspirasi. Padahal di partai apapun potensi untuk korupsi sangat besar,” tegasnya.

Selain itu Pak Malik juga memaparkan bahwa merayakan maulid nabi juga demi mempererat ukhuwah islamiyah. Menurutnya, ukhuwah islamiyah tidak selalu harus dimaknai sebagai persaudaraan antar sesama umat Islam. Ukhuwah Islamiyah memiliki makna persaudaraan yang islami, dan hal itu bahkan bisa dilakukan dengan umat Islam yang lainnya. 

“Ukhuwah islamiyah berbeda dengan ukhuwah bainal muslimin. Ukhuwah bainal muslimin seperti yang dilakukan Imam Samudra, Ali Ghufron, Mukhlas, dan Amrozi untuk menebar teror dan mengebom, bukanlah termasuk ukhuwah islamiyah, melainkan ukhuwah jahiliyah, ukhuwah iblisyiyah-syaithoniyah,” paparnya. 

Selepas pengajian, dilanjutkan dengan sarasehan membahas pola kederisasi PMII DIY yang dipandu langsung oleh Ketum PC PMII DIY, Imam S Arizal. Dalam kesempatan tersebut, Prof Dr Nizar Ali dan Dr Ahmad Rifa’i menegaskan bahwa PMII DIY harus menyiapkan resources guna mengisi peluang-peluang yang ada, seperti menyiapkan kader intelektual yang bisa diprioritaskan jadi dosen dan kader dakwah yang bisa diabdikan di masyarakat. 

Sementara Dr KH Shofiyullah MZ mengungkapkan bahwa dalam upaya menguatkan kaderisasi dalam bidang dakwah, dirinya siap membantu sahabat-sahabat PMII dan menegaskan bahwa pesantrennya terbuka kapan saja untuk PMII. 

Dalam sambutannya, Ketua Umum PC PMII DIY, Imam S Arizal menuturkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan selain sebagai rasa cinta kepada Nabi Muhammad juga dalam rangka menghidupkan tradisi PMII seperti tahlilan dan diba’an serta mempererat tali silaturrahim antar sahabat-sahabat PMII DIY, baik yang masih berproses sebagai kader atau pun sudah alumni.

“Forum pengajian dan shalawatan seperti ini kita harap tidak hanya dilakukan lantaran ada momentum maulid Nabi, melainkan berlanjut secara kontinyu, dari pesantren yang satu ke pesantren yang lain, bahkan dari rumah alumni yang satu ke yang lainnya, baik tiap bulan atau pun dua bulan sekali,” tegasnya di hadapan para kader PMII se-DIY.

Hadir dalam acara tersebut Dr KH A Malik Madany (Katib Aam PBNU), Prof Dr Nizar Ali (PR II UIN Sunan Kalijaga), Dr Ahmad Rifa’i, MPhil. (PR III UIN Sunan Kalijaga) dan Dr KH Shofiyullah MZ, MAg. (PWNU DIY dan Pengasuh PP As-Shofie Yogyakarta). Acara ini dimulai jam 08.00 dan disudahi pada jam 00.30.


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Junaidi Ibnurraham