Daerah

Kemuliaan Seseorang pada Akhlak, Bukan Jabatan atau Nasab

Rabu, 30 Juni 2021 | 10:00 WIB

Kemuliaan Seseorang pada Akhlak, Bukan Jabatan atau Nasab

Mustasyar PCNU Garut, KH Aceng Aam Umar ‘Alam. (Foto: Muhammad Salim)

Garut, NU Online
Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut, KH Aceng Aam Umar ‘Alam mengingatkan agar bisa menjadi orang mulia, kita untuk selalu mengedepankan akhlakul karimah dari pada jabatan dan nasab.

 

Hal tersebut disampaikan KH Aceng Aam Umar ‘Alam pada kegiatan peringatan Haul ke-15 KH Muhammad bin Syekh Muhammad Umar Bashri yang dilaksanakan di Pesantren Fauzan, Kp. Fauzan, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Selasa. (29/6).

 

“Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang mulia, namun kemuliaan tersebut diukur dari kemuliaan akhlaknya,” jelas Pimpinan Pesantren Fauzan itu.

 

Ajengan Aceng Aam menceritakan alasan Iblis di keluarkan dari surga, padahal sebelumnya iblis merupakan makhluk Allah yang taat. Hal itu terjadi karena kesombongan, iblis enggan bersujud kepada Nabi Adam karena dia merasa lebih mulia dari Nabi Adam.

 

“Sombong adalah penyakit manusia, jika itu ada pada diri aceng, ajengan, ulama, habib atau siapa pun itu, maka martabatnya bisa jatuh, sama seperti iblis yang merasa paling mulia,” imbuhnya.

 

Dengan demikian, kata dia, orang-orang yang memiliki jabatan yang tinggi dan nasab yang baik, namun tidak dibarengi dengan akhlaknya yang baik, maka mereka akan menjadi manusia yang hina.

 

Dalam kesempatan tersebut, ia berpesan kepada para santri dan masyarakat yang hadir agar tetap mengendepankan akhlakul karimah, apalagi jika kita bukan aceng, bukan habib, bukan pejabat, kemudian akhlak kita buruk, maka tidak ada yang bisa diandalkan untuk bekal di hadapan Allah SWT kelak.


Selain itu, ia juga menyampaikan pesan kepada para santri dan jamaah yang hadir agar bisa mengikuti akhlak almarhum KH Muhammad bin Syekh Muhammad Umar Bashri, diantaranya adalah beliau selalu menghormati orang yang lebih dewasa dan menyayangi orang yang lebih muda.

 

Dengan demikian, sambungnya, keluarga besar Pondok Pesantren Fauzan 1 sampai 8, mulai dari keluarga, santri dan alumni harus selalu sauyunan (kompak) dalam mengamalkan amanat almarhum tersebut.

 

Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pengurus PWNU Jawa Barat dan PCNU Kabupaten Garut serta puluhan tamu undangan dan ratusan santri Pesantren Fauzan.

 

Kontributor: Muhammad Salim
Editor: Aiz Luthfi