Kisah Abu Hurairah Tawasul kepada Kanjeng Nabi
NU Online · Senin, 27 Januari 2020 | 14:00 WIB
Lalu penghuni Padang Mahsyar itu mencari para nabi yang lain yang bisa membantu mereka keluar dari panasnya padang mahsyar. Namun, semua nabi pasrah tidak ada satu pun nabi yang bisa membantu mereka keluar dari tempat itu. Terakhir, penghuni padang mahsyar itu bertemu nabi Isa untuk dimintai bantuan. Jawaban Nabi Isa sama seperti nabi-nabi sebelumnya, ketika dimintai bantuan tidak mampu untuk membantu para penghuni padang mahsyar yang sedang kesusahan.
"Ngono jarane tawasul langka hadise. Ngono jarane tawasul istighosah langka dalile (Sudah begitu tawasul dianggap tidak ada haditsnya. Sudah begitu tawasul dan istighotsal dianggap tidak ada dalilnya). Malah (orang yang menganggap itu) nyuruh kita kembali kepada hadits. Wong ini yang kita lakukan berdasarkan hadis," tegas Babah Najib.
Kiai lulusan S3 Maroko itu menuturkan, bahwa kisah itu tertera dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Ia mengingatkan kepada mereka yang sering disibukkan dengan mensyirik-syirikkan, menyalahkan, amaliah NU seperti tawasul untuk berhenti dan ngaji lagi kepada kiai.
Abu Hurairah pernah sowan kepada Kanjeng Nabi yaitu curhat hafalan haditsnya karena sering hilang dari ingatan atau mudah lupa. Padahal Abu Hurairah sering menerima hadis dari nabi, bahkan jumlahnya sudah banyak tapi selalu hilang dari ingatan.
Akhirnya Nabi meminta sorbannya Abu Hurairah untuk digelar di depan nabi, setelah itu Nabi menempelkan tangannya di atas sorban itu. Setelah itu Nabi meminta sorbannya untuk ditempelkan di dadanya Abu Hurairah. Kemudian Abu Hurairah tidak pernah lupa lagi, sebanyak apa pun hadits yang telah di hafal tidak ada satupun hadis yang hilang dari hafalannya. Ini salah satu kecerdasannya Abu Hurairah karena tawasul kepada Nabi.
"Pertanyaannya, kenapa Abu Hurairah datangnya kepada Kanjeng Nabi? Kenapa? Karena keyakinannya Abu Hurairah bahwa Kanjeng Nabi orang yang punya derajat tinggi di hadapan Gusti Allah. Doanya makbul," tegas Babah Najib.
Ia juga mengajak kepada para jamaah untuk sering-sering tawasul kepada Kanjeng Nabi dengan perbanyak shalawat. Apalagi ketika mempunyai masalah dalam hidupnya apa pun itu bentuknya untuk meminta solusi kepada Kanjeng Nabi.
Ia juga menjelaskan dalam pengajiannya itu dalam Kitab Mafahim Yajibu Antusohhah tentang kisah Abu Hurairah ketika meminta bantuan kepada Nabi. Seandainya Nabi salah, pasti Nabi menolak membantu Abu Hurairah. Tetapi Nabi tidak menolak malah membantu.
Kontributor: Erik Alga Lesmana
Terpopuler
1
Tim TP2GP dan Kemensos Verifikasi Pengusulan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional
2
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
3
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Keutamaan & Amalan Istimewa di Hari Asyura – Puasa, Sedekah, dan Menyantuni Yatim
5
Jejak Mbah Ahmad Mutamakkin, Peletak Dasar Keilmuan, Pesantren, dan Pemberdayaan Masyarakat di Kajen
6
Pangkal Polemik ODOL Kegagalan Pemerintah Lakukan Tata Kelola Transportasi Logistik
Terkini
Lihat Semua