Daerah

Lawan Oligarki, Perkuat Pengusaha yang Amanah dan Jujur

Senin, 6 Januari 2020 | 08:45 WIB

Lawan Oligarki, Perkuat Pengusaha yang Amanah dan Jujur

Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kiai Sholeh dalam satu kesempatan. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kiai Sholeh memberikan salah satu cara untuk melawan oligarki. Istilah oligarki sendiri yang ditujukan kepada pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini belakangan sedang menarik perhatian berbagai media untuk memberitakannya kepada khalayak luas. 

Menurut dia, mendorong sekaligus menguatkan para pelaku usaha yang amanah dan jujur adalah cara yang dinilai sangat efektif melawan oligarki. Kekuatan dalam aspek ekonomi yang merata harus mulai dimunculkan. Tidak saja dari kalangan menengah ke atas, namun juga kalangan menengah ke bawah adalah paling utama dan perlu untuk terus didampingi hingga mencapai kesuksesan.

Kiai Sholeh kemudian mengutip kitab Irsyadul Ibad karya Syekh Zainuddin al-Malibari. Di dalam kitab tersebut terdapat hadits yang bisa dijadikan referensi dalam persoalan ini. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang berbunyi:
عن ابن عمر التاجر الامين الصدوق المسلم مع الشهداء يوم القيا مة.

Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa pedagang yang amanah, jujur, dan muslim itu bersama orang orang yang mati syahid di hari kiamat. "Hadits tersebut jelas bahwa Islam memberi penghargaan yang agung terhadap seorang muslim yang amanah dan jujur yang menjadi pelaku bisnis," terang Kiai Sholeh dalam akun Facebooknya 'Mbah Soleh', Ahad (5/1). 

Kiai yang akrab disapa Mbah Sholeh ini menambahkan, semakin banyaknya pelaku usaha dari kalangan muslim di atas diharapkan dapat mendorong kejayaan Islam dan fungsi-fungsi agama. “Di samping itu juga untuk menghindari terjadinya oligarki dan intoleransi ekonomi,”imbuhnya.

Menurut dia, untuk mengoptimalkan peran-peran pelaku usaha dibutuhkan dukungan pemerintah yang adil. Pemerintah, kata dia, tidak boleh pandang bulu dalam mendorong pelaku bisnis yang ada di Indonesia. Siapapun pelakunya asal mereka amanah dan jujur harus didukung penuh. Dukungan itu tidak hanya diberikan kepada mereka yang usahanya sudah mapan yang belum tentu amanah dan jujur.

"Dari sini, negara perlu hadir secara maksimal untuk mendorong dan memfasilitasi pelaku pelaku usaha baru, hingga terjadi kekuatan baru di dunia ekonomi, bukan hanya memberi bantuan yang bersifat konsumtif yang hanya cocok untuk kaum non-produktif," tegasnya.

Itu sebabnya, timpal Mbah Sholeh, Islam memberi beberapa instrumen untuk terciptanya sebuah demokrasi ekonomi seperti qirodl, syirkah, dan sebagainya. "Insyaallah akan saya kupas dalam tulisan berikutnya," tuturnya.

Menurutnya, bukan sebuah tindakan bijaksana bila pemerintah hanya memanjakan para pelaku usaha yang sudah mapan. "Ayo berjihad ekonomi demi mendapat ridlo Tuhan (bagi yang maqomnya), bukan dengan melempar bom yang tidak menghargai kemanusiaan," pungkasnya. 

Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori