Lesbumi Kencong Prihatin Budaya Lokal Semakin Terpinggirkan
NU Online · Rabu, 31 Maret 2021 | 16:00 WIB

Wakil PC Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kencong, memotong tumpeng, dan diberikan kepada Gus Laiq. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kencong, Kabupaten Jember Jawa Timur, Ridwan Hamid menegaskan keprihatinannya terkait adanya banyaknya generasi milenial yang terseret arus budaya luar, dan pada saat yang sama melupakan budaya sendiri (lokal). Sebab budaya luar tidak selamanya cocok dengan lingkungan dan budaya Indonesia.
“Kami prihatin karena generasi milenial adalah generasi masa depan bangsa,” ucapnya saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Harlah ke-59 Lesbumi di Cafe Seni Kencong, Jember, Selasa (30/3).
Menurut Ridwan, banyaknya generasi milenial yang mengadopsi budaya luar, semisal tampil kearab-araban atau kebarat-baratan, cukup mengkhawatirkan. Sebab, jika hal itu terus dibiarkan, lama-kelamaan akan mengeliminasi budaya lokal, yakni budaya yang penuh sopan santun.
“Budaya lokal seperti sungkem kepada orang tua, silaturrahim, belajar mengaji, srokalan (membaca barzanji), dan sebagainya, pelan-pelan akan tergerus,” ungkapnya.
Ia menegaskan betapa pentingnya menjaga budaya lokal lantaran sangat terkait dengan pembangunan karakter seseorang. Oleh karena itu, katanya, jika budaya lokal sudah terpinggirkan, sementara budaya luar diidolakan, berarti hilanglah sarana pembentukan karakter itu.
“Ini perlu dipahami, termasuk bom diri dan bom-bom lainnya dari teroris, itu sesungguhnya si pelaku sudah kehilangan pijakan budaya,” urainya.
Di tempat yang sama, Rais Syuriyah PCNU Kencong, Kabupaten Jember, Kiai Ahmad Laiq Athoillah meminta kepada hadirin yang sebagian besar adalah anak muda untuk tidak putus asa dalam bertaubat dan berdoa kepada Allah. Meskipun hari ini, katanya, terkesan nakal, namun jika masih bergabung di NU, pada saatnya nanti akan berubah lebih baik.
“Karena doanya para ulama, NU itu barakah,” jelasnya saat memberikan sambutan.
Acara tersebut, tampak cukup hidup. Sebab, selain diisi dengan srokalan, juga ada ‘parade’ pembacaan puisi dari sejumlah anggota Lesbumi Kencong, anggota teater Ijo Lumut Inaifas Kencong, Gus Huda Al Pati dari Lesbumi Lumajang, dan beberapa seniman NU Kencong. Tak ketinggalan, Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember, Kiai Zainil Ghulam juga membacakan puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Doa.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua