Daerah

Longsor di Sumedang, LPBINU Turunkan Bantuan

Senin, 11 Januari 2021 | 00:15 WIB

Longsor di Sumedang, LPBINU Turunkan Bantuan

Relawan dari LPBINU menyalurkan bantuan logistik untuk warga terdampak tanah longsor di Sumedang. (Foto: Istimewa)

Sumedang, NU Online

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Sumedang turut mengatasi dampak bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

 

Ketua LPBINU Sumedang, Hendri Rohman mengatakan, longsor terjadi pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 15.30 WIB. Menurut Rohman bencana ini sudah diperkirakan terjadi. Pasalnya hujan deras berlangsung sejak beberapa waktu sebelumnya. 

 

"Saya kan masuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Subang. Jam tiga saya share Cimanggung siaga satu karena debit hujan sangat deras untuk wilayah Cimanggung dan Jatinangor. Selang satu jaman ada kabar bahwa di Dusun Cihanjuang Kecamatan Cimanggung telah terjadi longsor menimpa 12 rumah penduduk," kata Hendri Rohman, Ahad (10/1) malam.

 

Longsor kedua

Bakda Maghrib, tim yang akan mengevakuasi turun ke lokasi. Namun pada sekitar pukul 19.00 WIB terjadi longsor susulan yang menimpa warga dan tim evakuasi. "Tim dari BPPD Sumedang, Basarnas, dan termasuk tim SAR, Polres, dan Tagana, PMI, datang ke lokasi. Mereka mau mendata korban ternyata malamnya saat melakukan pendataan terjadi longsor susulan yang memakan korban," imbuhnya.


Untuk meringankan beban warga terdampak bencana longsor tersebut, LPBINU mengumpulkan donasi dan berkoordinasi dengan lembaga/banom NU lainnya. Pada Sabtu (10/1) sore bantuan sudah disalurkan berupa logistik ,seperti beras, sembako, mi instan, popok bayi, pembalut wanita, dan masker.

 

Menurut Hendri, LPBINU juga bekerjasama dengan DKM Masjid Besar Tanjungsari dalam pengumpulan bantuan.

 

"Kita akan distribusikan bantuan tahap kedua ke lokasi yang berbeda, karena kita tidak ke posko utama di sana sudah banyak bantuan. Padahal warga yang membutuhkan bantuan masih banyak dan ada yang belum tersentuh. Kami akan langsung menemui pengungsi berdasarkan informasi pemerintah desa dan MWCNU," kata Hendri.

 

Ia mengatakan, berdasarkan pendataan, bantuan yang masih dibutuhkan seperti susu bayi, pembalut wanita, popok bayi, alat ibadah seperti sajadah dan mukena. "Kalau pakaian bekas sudah banyak," ujarnya.

 

Selain itu bantuan lainnya yang untuk stamina tubuh juga dibutuhkan seperti multivitamin.

 

Banyak korban belum ditemukan

Berdasarkan informasi dari pemerintah setempat banyak korban yang belum ditemukan, karena pada hari kejadian, ada sebuah keluarga yang sedang melakukan persiapan hajatan perkawinan. Diperkirakan ada 20 orang di lokasi tersebut dan belum ada yang ditemukan.

 

"Ada juga warga lain yang awalnya menyaksikan lokasi longsor, belum ditemukan. Baru 12 orang yang ditemukan," imbuhnya.

 

Saat ini ​​​​​pihaknya juga telah berkoordinasi dengan lembaga yang lain di bawah NU untuk persiapan pembuatan Posko NU. "Alhamdulillah kami juga akan koordinasi dengan Baznas dengan kabupaten yang menyatakan siap support posko ini," kata Hendri.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muhammad Faizin