Majelis Zikir Ratibul Haddad, Benteng Aswaja di Jember
NU Online · Kamis, 5 Maret 2020 | 03:30 WIB

Ketua Majelis Zikir Rotibul Haddad Jember, H Muhammad Agus Salim (berdiri) dan KHM Mushoddiq Fikri (duduk). (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Tak bisa dipungkiri bahwa ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah mempunyai kontribusi penting bagi terciptanya suasana kondusif dan relijius. Sebab ajaran Aswaja an-Nahdliyah selalu berpijak pada pada tiga prinsip, yaitu at-tawasuth (sikap tengah-tengah), at-tawazun (seimbang dalam segala hal), dan al-i'tidal (tegak lurus). Sementara dari sisi interaksi dengan sesama manusia, Aswaja menerapkan sikap tasamuh (toleransi). Prinsip inilah yang menjadi denyut nadi sikap Nahdliyin dalam beragama, berbangsa dan bernegra. Muara dari ajaran itu memposisikan Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin.
Adapun rangkaian kegiatan majelis ini adalah pembacaan zikir ratibul haddad, shalawat (simtut durar), dan kajian keislaman. Untuk kajian keislaman menggunakan kitab Sullamut Taufiq, Tafsir Jalalain, dan Arbain Nawawi. Pembacaan kitab itu diselang-seling dengan pengasuh utama, KH M. Mushoddiq Fikri (Ketua Dewan Pembina Majelis Zikir Ratibul Haddad).
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua