Menggali Potensi Riset Manuskrip Al-Qur’an di Buntet Pesantren
NU Online · Senin, 26 Mei 2025 | 18:00 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Cirebon, NU Online
Pondok Buntet Pesantren menyimpan belasan manuskrip Al-Qur'an, tetapi belum tersentuh sebagai korpus riset akademik. Karenanya, penelitian mengenai manuskrip perlu didorong agar tidak hanya berhenti sebagai arsip, tapi juga bisa dipelajari dan dikaji oleh khalayak secara lebih luas.
Perbincangan ini disampaikan dalam diskusi bertajuk Manuskrip Al-Qur’an Buntet Pesantren dan Potensi Risetnya yang digelar Qur’an Center Buntet Pesantren di Perpustakaan Mbah Din Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (25/5/2025).
Akademisi Universitas Zu Koln Jerman M Nida Fadlan mendorong riset pesantren tidak hanya pada kiprah tokoh, tetapi juga perlu penelitian pada aspek lainnya, seperti manuskrip.
Pasalnya, hal itu menjadi jembatan yang menghubungkan beragam aspek, mulai dari silsilah sanad keilmuan dan hubungan antartokoh, perekonomian, keterampilan seni, hingga kekayaan intelektual pesantren. Hal tersebut menjadi potensi riset yang cukup penting untuk ditelisik lebih jauh karena akan mengungkap banyak hal.
Ia mencontohkan tulisan huruf sin pada kalimat bismi yang ditulis memanjang dengan warna hitam dan merah bergantian seperti rel. “Perlu dicari tahu,” katanya.
Pertanyaan yang muncul dari tulisan itu terkait motif pewarnaan huruf pada kalimat tersebut, bagaimana warna merah itu dibuat di masa lampau, dan lainnya.
Pun terkait iluminasi. Ada beberapa halaman manuskrip Al-Qur’an yang dihiasi iluminasi dengan motif yang beragam. Ada iluminasi dengan batik yang, menurutnya, bisa menjadi motif untuk batik madrasah. Belum lagi alasan di balik pembuatan iluminasi pada ayat tertentu.
“Hiasan untuk honorifikasi, penghormatan,” katanya menyebut alasan pembuatan iluminasi.
Namun, hal itu perlu ditelisik lebih jauh dengan hubungan iluminasi dengan ayat yang dibingkai dengan hiasan tersebut.
Belum lagi soal penjilidan dan kondisi naskahnya yang memiliki sejarahnya tersendiri. Hal itu dapat ditelusuri lebih jauh, mulai soal harga kertas Eropa dan pemerolehannya, atau pembuatan kertas daluangnya, hingga tinta yang digunakan dalam naskah.
Tidak hanya itu, huruf ain yang berada di pinggir halaman juga menjadi satu hal menarik untuk diteliti. Bagi santri, hal itu mungkin biasa saja dan tidak ada kepentingan atau daya tarik untuk diriset. Namun dalam dunia akademik, penanda itu penting sebagai sebuah objek riset.
Pun dengan interpolasi, penyisipan kata atau kalimat juga menjadi hal yang bisa diriset lebih jauh. Sebab, hal itu barangkali bukan sekadar kesalahan penulisan, tetapi juga ada hal lain yang melatarinya.
Ia mencontohkan, ada sisipan kalimat ayat al-laili wa ja’ala pada Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 12. Kalimat tersebut terlewat dari tulisan karena termaktub dalam kotak langsung famahawna an-nahar.
Mengenai penulisan itu, Agung Firmansyah juga menyampaikan bahwa manuskrip Al-Qur’an Buntet Pesantren menunjukkan riwayat yang dibacanya, yaitu Imam Hafsh dari Imam ‘Ashim.
Sebab, pada surat Al-Baqarah ayat 259, misalnya, akademisi yang bakal menempuh studi di Universitas Tomsk Rusia itu melihat kalimat nunsyizuha dengan huruf za bertitik, bukan ra. Jika ra, nunsyiruha, berarti riwayat yang dibaca bukan Hafsh melainkan Warsy.
Menanggapi hal itu, Pembina Qur’an Center KH Muhadditsir Rifa’i menyampaikan perlunya riset mengenai teks yang terdapat di dalam manuskrip-manuskrip Al-Qur’an.
Dosen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon itu melihat beberapa teks tidak memiliki kesamaan dengan rasm Utsmani yang menjadi patokan utama dalam penulisan Al-Qur’an.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
3
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
4
Jamaah Diimbau Hindari Sebar Video Menyesatkan, Bisa Merusak Ibadah Haji
5
Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
6
Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H Berpotensi Terlihat di Aceh
Terkini
Lihat Semua