Daerah

MUI Jember Usul Lab Pendidikan Agama Islam

NU Online  ·  Senin, 12 Januari 2015 | 22:42 WIB

Jember, NU Online
Sebagai kota santri, seharusnya Jember memiliki laboratorium pendidikan agama Islam. Dengan laboratorium tersebut, akselerasi program-program pendidikan Islam bisa dilaksanakan secara terukur dan berkesinambungan.
<>
Demikian dikemukakan Ketua MUI Cabang Jember Halim Subahar saat diskusi dengan jama'ah masjid Baitul Amien di aula masjid Jamik Jember Ahad kemarin (12/1).

Menurut Prof. Halim –sapaan akrabnya— laboratorium tersebut cukup penting mengingat kuantitas umat Islam dan intensitas kegiatan keislaman di Jember cukup banyak.  

"Dengan lab itu, kita bisa tahu sejauh mana capaian-capaian pendidikan agama kita bagi anak-anak dan warga masyarakat, bagaimana cara mengoptimalkan  peran siswa keluarga, guru dan  sebagainya dalam menanamkan pendidikan agama bagi anak-anak. Kita juga bisa mengukur kualitas pendidikan agama kita dengan daerah lain," tuturnya

Sebagai kota yang sudah terlanjur menyebut diri sebagai kota relijius, kata Prof. Halim, Jember sudah waktunya memiliki laboratorium pendidikan agama Islam.

Selama ini, katanya, umat Islam kerap menjadikan masjid dan mushalla tertentu sebagai laboratorium agama, namun hasilnya kurang maksimal karena sangat lokal. Sementara Pemkab Jember sangat giat membuat laboratorium umum, semisal labporatorium bahasa, IPA dan sebagainya.

"Sedikit sekali yang berpikir soal lab pendidikan agama. Padahl ini penting, penting sekali," jelasnya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Subadri Habib menyatakan bahwa sesungguhnya Pemkab Jember sangat komitmen terhadap progarm-program kegamaan di Jember. Namun soal laboratorium pendidikan agama, diakuinya, belum terpikirkan.

"Namun ke depan, lab pendidikan agama, bisa dibahas," ucapnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)