Manado, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Manado Sulawesi Utara membuka kesempatan bagi para kader pelajar NU yang ingin mendalami jurnalisme. Kelas NUlis ini diselenggarakan di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Utara di Kelurahan Kampung Islam, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulut. Acara bertema ‘Kopi dan Jurnalis’ tersebut dijadwalkan selama dua hari, Senin-Selasa (28-29/6).
Ketua Panitia Isra Syahrain saat pembukaan mengatakan, pelajar NU seharusnya bisa mewarnai organisasi dengan karya tulis, terutama pasca-Kelas NUlis ini. “Harapan saya, dengan diadakannya kegiatan Kopi dan Jurnalis, peserta dapat mewarnai website IPNU-IPPNU Sulut dengan karya tulis,” tandas Isra di hadapan hadirin, Senin (28/6) sore.
Setelah mendapatkan ilmu tentang jurnalistik, Isra menekankan agar semua peserta agar bisa melanjutkan jejak para pemateri sebagai jurnalis profesional. “Jangan hanya datang habis itu pulang dengan tangan kosong, kalian harus serius memperhatikan materi. Semua peserta harus mengikuti jejak para pemateri,” tegasnya.
Ia menambahkan, kader IPNU-IPPNU Kota Manado harus terlibat untuk meningkatkan literasi di Indonesia, khususnya di Sulut. “Minat baca tulis harus ada dalam diri setiap anggota maupun pengurus,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua PC IPPNU Kota Manado Nurul Inayah Rifai mengatakan, pihaknya sangat miris melihat kenyataan minat baca tulis anak muda di Manado sangat minim. “Semoga dengan adanya Kelas Nulis ini bisa menumbuhkan minat baca tulis di kalangan anggota dan pengurus IPNU-IPPNU Kota Manado,” ujar Nurul saat acara pembukaan. Senin (28/7) sore.
Di Sulut, kata Nurul, IPNU-IPPNU sudah memiliki situsweb yang memuat berita seputaran NU. Web tersebut tentu mampu menjembatani karya-karya tulis pelajar NU. Oleh karena itu, para kader wajib berkarya.
Pada pelatihan tersebut, Redaktur NU Online Musthofa Asrori yang menjadi narasumber menjelaskan cara hidup abadi di dunia. Pada dasarnya, manusia tidak akan bisa kekal hidup di dunia, kecuali ia berkarya. Menulis, kata dia, adalah kerja keabadian.
“Jika harimau mati akan meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, maka manusia mati jangan hanya meninggalkan nama, namun juga karya. Oleh karena itu, menulislah! Sebab, menulis adalah kerja keabadian,” kata pria bertopi ini, Selasa (29/6) malam.
Sehari sebelumnya, Pendiri Manadobacarita (Kumparan) Isa Anshar Jusuf mengajak pengurus PC IPNU-IPPNU kota Manado mengadakan Kelas NUlis untuk berlanjut lagi. “Nanti kita buat pertemuan lagi, jadi sebentar buat lesehan saja jangan terlalu formal. Udah enggak bahas teori, tapi langsung praktek,” jelas Isa.
Kontributor: Suparyanto
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Wakil Ketua Umum PBNU Ungkap Beberapa Temuan tentang Jatman
2
Keutamaan-keutamaan Merayakan Maulid Nabi Muhammad
3
Manuver Jokowi dan Kaesang Buyar Jelang Pilkada 2024
4
Perayaan Maulid Nabi yang Dilarang menurut Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari
5
Cerita Sabrina, Kader Muda NU Sulut Terpilih dalam Program Talenta Muda Kemenpora
6
14 Doa Nabi Muhammad yang Termaktub dalam Al-Qur'an, Cocok Dibaca di Hari Maulid Nabi
Terkini
Lihat Semua