Daerah

Pengurus NU Harus Belajar dari Lebah

Sabtu, 17 Desember 2011 | 06:19 WIB

Sukorejo, NU Online
Pengurus NU harus bisa belajar dari lebah yaitu menghasilkan madu. Dalam hal ini NU harus bisa memberikan manfaat kepada umat.

Demikian disampaikan Rais Syuriyah MWC NU Sukorejo saat memberikan pembekalan pada acara pelantikan Pengurus ranting NU desa Purwosari  periode 2011-2016 di dusun Kenjuran, Selasa (13/12).<>

Lebih lanjut KH Mastur Hasan yang juga pengasuh PP Darul Hasanah Sirapsari Sukorejo itu menjelaskan, bahwa lebah selalu taat pada gurunya.Oleh karenanya pengurus NU juga harus taat pada gurunya. Guru dalam NU adalah  rais syuriyah. Karena syuriyah adalah pengendali dan pengurus tertinggi dalam jam’iyyah NU.

Dikatakannya, lebah selalu keluar bersama-sama, oleh karenanya pengurus  NU juga harus bisa menjaga kebersamaan dan kekompakan agar bisa mencapai program-program NU yang telah direncanakan.

Ditambahkannya bahwa lebah dalam mencari makanan pasti yang baik-baik dari sari bunga. Dalam hal ini pengurus NU juga harus bisa mencontoh lebah baik untuk mencukupi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan organisasi.

Sementara itu prosesi pelantikan dilakukan ketua MWC NU Sukorejo, Nurudin Mustari Adapun pengurus NU ranting Purwosari yang dilantik adalah Rais Syuriyah Kiai Su’udi, Wakil  Rais KH Abdul Hamid, Katib Kiai Mustakim, A’wan  Mislan, Busro Yaki, Ngatemin, Ahmad Sukemi, Abdurrahman.

Adapun dari jajaran tanfidziyah personil yang dilantik adalah Ketua Muhammad Isro’, Wakil Ketua Mi’adi, Sekretaris Abdul Wahab, Wakil Sekretaris  Furqon, Bendahara  As’ari Wakil Bendahara Suyono.

Usai dilantik ketua NU desa Purwosari Muhammad Isro’ berjanji akan menghidupkan kembali kegiatan lailatul ijtima’ di desa Purwosari. “Lailatul ijtima merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan untuk media komunikasi warga NU di ranting Purwosari,” tegas Isro’.

Dalam kegiatan itu juga dimeriahkan dengan tahlil akbar dan santunan anak yatim oleh pengurus Muslimat dan Fatayat NU desa Purwosari.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Fahroji